Sunday, December 9, 2007

:: nasi goreng minimalis ala Tinces ::

Dear Luv,

Berikut resep Nasi Goreng Minimalis yang dimasak Tinces tadi pagi:

  • 2 siung bawang putih
  • 1 siung bawang merah
  • 2 batang loncang atau dalam bahasa umum, daun bawang atau daun bawang prei or whatever you called it
  • garam secukupnya
  • bubuk merica secukupnya
  • bubuk ketumbar secukupnya
  • kecap seadanya
  • saos tomat seadanya
  • nasi putih --sisa masak semalam masih cukup untuk 5 orang.
Panaskan minyak goreng di wajan. Bawang putih, bawang merah dan daun bawang prei dicincang lalu ditumis sampai harum, masukkan garam, merica, ketumbar, saos tomat dan kecap, masak sesaat lalu masukkan nasi putih. Masak sampai bumbu tercampur rata dengan nasi. Gak usah dicicipi, karena pasti ada ketidaksinkronan antara bumbu dan kuota nasi putih.

Jika tersedia, akan lezat jika diberi lauk telur dadar atau ceplok, abon, tahu dllnya. Semua sisa makanan semalam

Alright, selamat mencoba!

luv,
-onk-


ps: dku gak bertanggungjawab apabila timbul efek samping seperti: sakit perut karena masih lapar, sakit perut kekenyangan, sakit perut karena keracunan makanan basi --makanya diperiksa dulu masih layak dimasak lagi apa enggak dunk, sakit perut karena pagi tadi blom boker, dan kontraindikasi lainnya.

:: update from Tano Niha ::

Dear Luv,

Berikut beberapa updates dari Tano Niha:

  • sariawan yang nangkring manis udah berangsur pulih, thank God. Meskipun masih menghambat proses mengunyah makanan.
  • Panas dalam makin parah, barusan dku diputuskan menderita paringitis atau radang pada pharynx or whatever it names pokoknya buat nelan sakit banget, jadilah makin gagal kian program transisi dari bony ke slim. Crap!
  • Itok sayang Itok malang was dead. Somebody killed him couple of weeks ago. It's true, don't waste your tears babe. Cuma nyesel aja blom sempat motret dia.
  • Finaly I've done the promised itinerary for the RudjakLovers' Days Out. It definitely will be the best way to end this year, won't it? The RudjakLovers will have some fun, ough yess!!
  • Kelas Bahasa Inggris belum dilanjutkan lagi karena: 1) dku lagi menderita sariawan dan paringitis jd gak bisa neriakin murid-murid nakal --see points above; dan 2) dku dan murid-murid juga lagi pada sering ke desa so we couldn't hold class, kalopun balik ke Gunungsitoli pastinya udah pada capek so gak efektif lah ya buat belajar --shit, dku ketularan tata bahasa yg ehm... kacaw.
  • Speaking of kelas Bahasa Inggris, kami mendapat teman baru: Jablay, siswi veteran pindahan dari Terminal Blok M. Belum juga masuk kelas sudah bertekad akan menurunkan ketua kelas yang saat ini dijabat oleh Pastur. What's wrong with her?
  • Tadi pagi Tinces masak nasi goreng minimalis (resep bisa didapatkan di posting berikutnya). Not bad at all, thanks sist!
  • Semalam beberapa dari kami --ehm, termasuk dku--- harus memperbaiki evaluasi staf. Tinces dan Marinces dengan gembira ria dan puas ngerjain kami yang mengulang. Crap!
  • Oya, kalkulator kesayangan maskot dari segala sumpah serapah sempat disandera oleh Reppa, namun demi usaha penyelamatan melalui teriakan, bujuk rayu dan makian yang kami lontarkan padanya maka dengan berat hati kalkulator berharga tersebut dia kembalikan. Phew! Kalkulator tersebut istimewa karena dia menyuarakan isi hati dan pikiran kami tepat bagaimana kami ingin mengekspresikannya.

Neva thought that this update will be this long
Gotta split now, wanna get the promised recipe posted.

luv,
-onk-

:: plan to get these letters a new house ::

December 09, 2007

Dear Luv,

you know what, am thinkin' of having all of these letters a new house i.e. in my newest blog in wordpress --I don't remember the address, but I will get it for you as soon as I remember the password --alright, it's not that new, it's been a year ago and yet --as long as I remember-- I haven't put anything in it. In order to get into the blog, I have to log in first, haven't I?!

Second problem is, I have to get myself familiar with the setting and template and so on and so forth. Well, as I consider myself as fast learner --here I comes with narcism haha...-- it will not take long time if... only I succeeded in the log in part.

Third problem: well, this is definitely a technical problem that will trouble me due to unstable wireless connection I have here and my limited time, because... I have about 60 letters to move! And when the hell do I have the time to do that?? Did somebody know how to do it fast and neat? Please leave your email address in the comment and I'll gladly contact you. Does WordPress has an import setting or something like facebook?

Fourth problem: mm.. no, that's it.

luv,
-onk-

Friday, December 7, 2007

:: sariawan gila ::

Dear Luv,

uuurgh!! dku lg sariawan akibat panas dalam hiks... perih banget, makan jd gak asik. pdhal lg semangat makan buanyakk biar untuk mempercepat proses transisi dari bony ke slim :(

udah dua hari neeh. Posisinya strategis, gedenya sih gak seberapa tp karena lokasi mapan maka gampang banget kegigit jd kapan sembuhnya dunk :(


Luv yaaa...
-onk-

Saturday, December 1, 2007

:: English is Fun ::

Dear Luv,

Phew! Tadi pagi gempa lumayan besar... dku jd takut. Kata beberapa sumber di Internet yg ditemukan oleh Om Genjrenk sih sekitar 6.2 ah entahlah dku blm ingin tahu, ntar tambah ngeri. Seharian ini dku deg-deg-an terus, soalnya keingat pas gempa di Jogja, duh ngeri! Semoga semua akan baik-baik saja, aaahh tak berhenti kami berdoa.

Setelah reda tawa lelah kami, kegiatan berlanjut seperti biasa. Naah serunya pada sore sampai malam barusan, kami belajar bahasa Inggris bersama hehe... kali ini tidak dengan grammar atau tenses tapi mendengarkan lagu. Hari ini ada tiga lagu yang kuminta mereka melengkapi. Hmm... seru banget, mereka sangat bersemangat hihi... Besok rencananya kami akan belajar tentang "giving opinion". Semoga tetap seru seperti hari ini.

Habis belajar bahasa Inggris dku jd lapar hehe... makan dulu yakk :)


Looking forward to seeing you again!
luv,
-onk-

Thursday, November 29, 2007

:: lost in translation ::

Dear Luv,

Pagi ini kami sedang mencari sebuah judul untuk film dokumenter program di Tolu Dusun. Pastur mengirimkan sms ke beberapa rekan yang asli Nias, isi pesan: Tolu Dusun Siap Siaga, apa bahasa Nias-nya? yang singkat ya.

Tema: Desa Moawo sino tohona aboto badodo wangi'ila wame'e fanolo ba niha mbanua na alua bencana
Tema: huruf "o" nya ada yg pakai titik dua di atas nya ya mas.
Pastur: ???
Binti: nanti siang bisa mas? sy pikir-pikir dulu
Pastur: batu!

Pastur lalu bertanya pada Kakak Janitor.
Ka'e: siap siap itu Mama'ano, kayak kita lapar kan, maka siap-siap kenyang dulu.
Pastur: lau.

Pastur kemudian mengkonfirmasi jawaban Ka'e ke masyarakat Tolu Dusun melalui Darmi.
Darmi: dab, aku ... &^%$#@!!! blah...blah...blah...
Pastur mendengarkan curahan hati Darmi dengan sabar. Batu juga!

Babe: sudahlah, kita cari padanan kata saja.
Perra: kami apa bahasa niasnya?
Ka'e: ya'aga
Pastur mendapat ide: ya'aga siap siaga, Tolu Dusun Onolimbu Raya!

problem solved. case closed.


luv,
-onk-

Wednesday, November 28, 2007

:: addicted to you -- jus (a)pokat ::

Dear Luv,

Asli dku ketagihan jus (a)pokat nya TipTop abis uenaakkk betul! Jd semalam meskipun udah lewat jam 10 tetap dibela-belain beli hehe...

hmm... apa yg menarikmu sehingga mengirim kabar? aroma dji sam soe yang dua hari terakhir kukepulkan kah? or simply like Bretz said, by heart? Aneh aja kan, dua bulan lebih gak da kabar tiba-tiba semalam...

...
onk: kemarin pas beli maem bareng Bretz kmi ngliat cowok mirip banget sama kamu, beneran!
luv: WHAAA!! pasti dia pernah ktemu aku trus terpana ma penampilanku trus meniruku habis-habisan
onk: sembarangan! dku jg kaget, emang sial, udah jauh-jauh ke Nias wealah weruh bentukmu maneh
luv: wee.. jgn salah, gini2 ngangeni lo
onk: asem!
luv: wekekekekek... wis ngangeni, mempesona, menggairahkan, menggoda, menggiurkan, berkharisma dan laen sebagainya ;) mesti bar ndelok wong kui njuk kangen kro aku tow *D
onk: menyebalkan!
luv: hehehe... tnang2 jgn mutung... ntar tambah kangen lo hehehe
onk: aargh! sudahlah...
luv: heheheheehehehehehehehehehehehehehehehe..
onk: luuuv...!!! rasane pengen ngethaki kmu
luv: kethak saja yg ada di dekatmu. klo gak keturutan bisa kebawa mimpi lo
...

Dan Kiwil langsung memaki saat dku dengan gemas mau ngethak kepalanya. Aah mau gak mau dku antara sebel dan geli semalaman uugh!


I miss the taste of your bittersweet cigar.
luv,
-onk-

Tuesday, November 27, 2007

:: It's Raining Man, Halleluyaa!!! ::

Dear Luv,

Dku lg seneng, secara dpt pasokan dark chocolate 3 batang gede...yummy! Dari kemarin kutimang-timang, dicium aromanya, mo dimakan sayang hihi... kmu kan tahu sejarahnya kenapa dku sangat butuh bittersweet chocolate, jd maklum klo hidup jd enggak asik tanpanya. Sempet sih cari pengganti tp yg ada cuma dji sam soe dan marlboro merah hahaha... kamu banget kan? Tenang pak, dku tetep bertahan enggak ngopi pahit kok ^^'

Mandi bebek..mandi kucing... iya memang, lah air gak ada, mo gimana? boker aja susyaaaahh!! Tadi pagi udah ujan sebentar, air yg terkumpul cuma cukup buat cuci piring :( mendung sekarang, tp kayak kata almarhum Chrisye: mendung tak berarti hujan... crap!

"...hujanlah..hujanlah..." --td pagi udah menarikan tarian memanggil hujan dengan Perra dan Babe yg dilanjutkan dengan berkat palsu TotoChan haha... ---ehh HUJAN!!! PRAISE the LORD!! --dan aku yakin, hujan ini gak ada hubungannya dengan tarian hujan kami tadi pagi.

oya, semalam gak jd nelpon, soalnya pas mo nelpon ada gempa hehe... jd lupa deh. Lagi sering gempa neh, meskipun kecil skalanya tp ngeri juga kan, sebentar-sebentar alarm gempa bersiul nyaring :(


sukacita dalam belaian mendung!
luv,
-onk-

Monday, November 26, 2007

:: ...bete vs jus (a)pokat... ::

November 26, 2007

Dear Luv,
...aaarrggh akhirnya aku kembali menulis lagi untukmu, secara aku bingung mau nulis buat siapa lagi kalau bukan kamu, sebel-sebel-sebel... apa arti pamitku kala lalu? nonsense abis!!

Matahari bodoh...matahari bodoh... aku mengutuk matahari yang bersinar sangat panas seminggu terakhir. Bak air kering dan jalan berdebu aaaahh... enggak asik! --> jd malas nulis buat matahari, pdhal apa hubungannya coba?!

Tadi sore kan niat mo jalan nyari juice avocado (baca: jus pokat, secara Nias gtu loh), udah bete banget di depan laptop, yg kubayangkan sih begitu keluar kantor dapet udara fresh, wealah yg ada jalanan depan kantor berdebu abis, enggak dapat fresh - dapat ISPA! Bareng Pastur menuju TipTop [jus (a)pokat nya uenaaakkk!!!], mampir beli martabak mesir hihi... lutuna, lalu ke anggrek beli UC lalu antri beli nasi goreng hihi... wisata kuliner di gunungsitoli. di TipTop dku jd inget kemaren malam pas makan bareng Tinces dan Retces di TipTop kami ketemu cowok yang mirip banget sama kamu, nah kan pasti kamu gak percaya, sueeerrr dah! iya, mana ada bentuk ajaib berulang di dunia ini kan? di Nias pula, ampyun deh bentuk kalian muiriiip poll. ...uugh... jd kangen kamu! sebel-sebel... eh ntar malam nelpon kamu ah hehe... tp nunggu murah-meriahnya simpati yakk hahaha... tp males ah ntar kmu ke-ge-er-an...tp kangen...nelpon...enggak...nelpon...enggak... nelpon... eng... dstnya...

Gini nih kalau kemalaman di kantor tanpa alasan jelas but work. Nulis juga enggak jelas mo nulis apa, browsing juga udah bete, mulai dari online mass media-blog-blog sinting-nyari lirik lagu-sampai foto-foto artis gak jelas ... aaarrrghhhh! Hasilnya kerjaan enggak kelar eh mata udah pedes duluan. Abis udah capek kerja mlulu, badan juga enggak enak, mo tidur bau tai ayam dari peternakan sebelah ...aaaarggghh!! lagi hee...

Tulisan ini harusnya dijudulin "aaaarrghhh!" abis kebanyakan aarrrghh! sih daripada kata-kata laennya, udah gtu isinya keluhaaaann mlulu, ikutan bete gak sih situ bacanya?

udah ah, mo balik ke mess... aaargghh... males banget, pdhal klo ada hujan dan bak air penuh kan gak perlu balik ke mess ...aarrgghh! oya satu lagi yg bikin bete: kran air di bak air rusak, trus sisa air yg berharga itu dengan sia-sia dipake nguras bak sama kakak janitor coba! ...aaargggh!


...aaa... mm enggak ah, udah kebanyakan hehe...
kangen kamu Luv,
-onk-

:: hujanlah...::

Dear Luv, matahariku yang (kuharap) menerangi duniaku

Matahari,
bukan aku tak ingin sinarmu,
hangatmu pun kucinta.

Hujan memang mengaburkanmu,
tapi aku suka hujan,
biar segar udara duniaku,
dan penuh bak airku.

Menari anganku bersama hujan,
belai mendung yang buatku rindu.
...ah!

Matahariku sayang, mengalahlah sejenak,
biar hujan turun dengan riang,
untuk membasuh mimpi yang kekeringan.


luv,
-onk-

Thursday, November 22, 2007

:: mengencani imajinasi, kata Bennet ::




22 November 2007,

Dear Matahari, luv of my restless soul,

Apa kbr?
sungguh, apa kabarmu?
Sudah berapa malam kita tdk lagi berbincang? Ah...

Akhirnya dku bisa kembali duduk dan mensarikan perjalanan dan kembali mengerjakan PR lama hehe... ingat hal yg membuat perutku mulas? yup, pekerjaan yg enggak kelar-kelar juga, apapun alasannya, yep-yep perutku mulas sekarang hihihi... karena setelah ini tertata dan kelelahan terobati, perjalanan lain telah menanti.

Sudahlah, dku sdg tdk ingin menulis soal kerjaan, sudah cukuplah 90% dokumen di laptop berisi kerjaan, biar 10% ini kugunakan utk merengkuh imajinasi yang menari di tepi mimpi. Mimpi akan kamu? hmm... akhir-akhir ini sering aku bermimpi tentang kamu, entah kenapa.

Memimpikanmu, apakah berarti merindukanmu? Dku bahkan sudah mengurungkan niatku untuk bertanya padamu. Dku justru sedang bertanya pada diriku sendiri. Jadi tak perlu kamu membungkam tanyaku, karena pun tak jadi kulontarkan.

Pernahkah kamu merasa tak berdaya? Bernapas dalam kesesakan karena terlalu lelah merindu?

luv,
-onk-


ps: happy birthday untuk matahariku yg lalu, dunia siapa yg kmu sinari sekarang? masihkah merindukanku? ...ah!

Saturday, November 10, 2007

:: today fact ::

November 10, 2007


Dear Luv,

Fakta yang kutemukan pagi ini, saat gerimis dan dingin berlomba menyapa:
1. bulu ketiak yang ingin tumbuh namun tidak berhasil dapat menyebabkan pembengkakan dan radang kelenjar
2. komunikasi bisa dilakukan dengan lancar meskipun satu sama lain tidak saling memahami bahasa yang digunakan
3. tumpuklah piutang sebanyak-banyaknya maka suatu saat bakalan ada yg menawarimu iPod shuffle for free :)


just wanna say, I luv yaa!
-onk-

Monday, November 5, 2007

:: oposisi dari asam lambung, dkk ::

Bak Air -- November 05, 2007


Dear Luv,

Saat menulis ini dku sedang berada di tengah-tengah rapat, believe me or not, it's sunday and we're having meeting. It's been 5 hours dan blom ada tanda rapat ini bakalan selesai. Well, gpp sih... cuma udah nguantukz berat neh.

ah asam lambung udah lama gak kumat, thank God. Tapii... ada beberapa hal yg membuat perutku mulas dan/atau gemas yang berlebihan:
1) kerjaan yg gak beres, apapun alasannya. duh...!
2) penasaran tp gak nemu jawabannya
3) berita gak jelas yg berdampak panjang --blame all gossipers and rumpi people!
4) sikapmu yg gak jelas. --mampus kau!--

Aanywaay, dku lg niat makan buah-buahan akhir-akhir ini, so dku nyetok apel hehe... apel ijo is the best! --cuma td lg pengen apel merah jd sekilo dpt dua jenis: merah dan ijo. Bicara soal stok makanan, hmm... gak sengaja nyetok cereal (terdiri dari: energen, oatmeal & milo) kebanyakan hehe... bisa-bisa sampe Desember gak perlu beli bahan baku cereal lagi :)

Secara ada yg punya D40 baru ya td siang diresmikan dengan berburu bersama, tim hari ini terdiri dari: Ambyar (mo berburu apa berenang mas?), Bretz (ihikz... masih muluz) & pak Jum (nuwuns yes buat muter2nya)... and we had fun!
Pada acara berburu kali ini dku kembali belajar soal custom WB, which resulted blue sky... oh senangnya!

Eh balik ke rapat repet dulu yes. hihihi...


whoaaa...emmm...nyam..nyam...
luv,
-onk-

Saturday, November 3, 2007

:: love is always love ::


November 03, 2007


You know when you gave your love away
It opens your heart, everything is new
And you know time will always find a way
To let your heart believe it's true
You know love is everything you say
A whisper, a word, promises you give
You feel it in the heartbeat of the day
You know this is the way love is
--credit to Enya's Amarantine--


Dear Luv,

Kalau kemarin aku berbicara soal bahasa komunitas sehingga menghasilkan sebuah niat untukku membuat daftar, saat ini aku kembali terusik karena ternyata semua yg kucantumkan dalam daftar itu semata-mata berasal dari apa yg kurasakan.

Jadi bisa jadi kan semua itu hanya imajinasi dan rasaku belaka? semua logika menjadi absurd. Maka daftar itu menjadi tidak valid lagi.

ah tapi biarlah... apapun itu mungkin hanya akan menjadi catatanku saja, pun jika pertanyaan tdk jadi kulontarkan. At least am learning to hear the click sound. Lepas dari siapa yg kamu cari, justru aku yang harus kembali bertanya pada diriku sendiri: Is it you, the one am looking for?


pikiranku...
rasaku...
akankah kutujukan padamu seorang?


in lovesick absurdity.
luv,
-onk-

Friday, November 2, 2007

:: ...sepi... ::

November 01, 2007


Dear Luv,


tik...tok...tik...
mengantuk menunggu
uugh... kenapa hari ini sepi?

diam...
tenang...
aaargh! aku menjerit sudah.
apakah kamu mendengarnya?

matamu...
senyummu...
ada apa di situ?

pikiranmu...
rasamu...
bolehkah kutahu?


luv,
-onk-


ps: kerjaan masih banyak tp pikiranku sudah di kasur, hiks... ngantuk banget!

Thursday, November 1, 2007

:: aku dan kamu = kita? ::

Bak Air -- October 31, 2007


Dear Luv,

Is it me you looking for?

Is it you, the one am looking for?

Pertanyaan sederhana yang tdk bisa kutemukan jawabannya dengan mudah. Apakah yang kamu lakukan memang kamu tujukan padaku saja ataukah memang seperti itu bahasa komunitasmu? Apakah kamu menyadari ada bola yang kutawarkan? ataukah ia lepas begitu saja dari perhatianmu?

Ah... baiklah, aku memang bodoh dalam hal-hal seperti ini, tapi aku mau belajar. Mulai hari ini aku akan membuat daftar atas semua yang pernah dan kamu lakukan padaku: baik secara verbal, segala percakapan yg langsung maupun melalui media komunikasi; dan non-verbal, ...ah yg ini susyah krn subjective sekali. Tapi karena ini adalah daftarku maka suka-suka-ku kan mau mencantumkan apa haha...!

daftar ini akan kumulai dengan:
1. ... --hmm rahasia aja deh--
wkqkwkwk...

Dan ketika kita bertemu nanti akan kusodorkan daftar ini dan pertanyaanku. Yup, I will shoot the question, supaya tidak sia-sia rasaku. Apapun jawabanmu, jangan khawatirkan apapun, I will act as if have nothing to lose. Am damn good in acting!


Tunggu aku dua purnama lagi.
luv,
-onk-

Tuesday, October 30, 2007

:: Denny & George, info gak penting sih... ::

Dear Luv,
(the new one, not the previous one)

I know that you know nothing about this, but I want to tell you that Denny & George does not exist in real life! Pdhal dku dah niat browse only to check what the scarves look like. Crap!

ps:
1. sempat gtu ngecek denny & george in the midst of interim and appeal?? hmm... sempat ngecek www.suamigila.com, blog kotakhitamputih and site B2W community juga wkqkwkw... ya ya ya ... little intermezo bolehlah.
2. I've made new email address for the sake of milist's load. Fiuh!
3. credit to Lickety Knit (www.licketyknit.com) for the pic :)

Gotta back to work!


luv,
-onk-

Wednesday, October 24, 2007

:: postcard from heaven ::




Lahewa, 23 Oktober 2007


Sepertinya angin tidak membawa pesanku pergi,
hujan kah yang memaksanya kembali?
Menggenang di pelupuk mimpi.
Tapi tersenyumlah,
aku masih ingin menatapmu, meski sia-sia rasaku.


Dear Luv,
(kenapa masih kulayangkan surat ini untukmu? Bukankah aku sudah berpamitan padamu?)

Apa kabar?
Sepenggal sapamu tertinggal di kotak pesan, the only word that calms my restless soul down, your simply "hey". Your magic word makes me missing you. Seperti kurindukan dia yang kini berhenti (mungkin) bersinar untukku. Bagaimana harus kukatakan, selain tersenyum pada beningnya embun pagi yang memantulkan sinarnya. Menangis pun percuma, matahari tdk lagi menyapa. Ah mungkin duniaku tak terlalu menarik untuknya memberi kehangatan.

Ah sudahlah, toh bumi tetap berputar dan langit masih biru.

Hari ini hujan sepanjang hari, meski disela oleh terik matahari sesaat saja. Pertama kalinya aku menyeberang ke Pulau Lafau, yang hanya dihuni oleh kelapa dan kepompong, keduanya berbiak manja. Aku menatap wajah 23 manusia yang baru kutemui itu satu per satu, mengapa kalian di sini? mengapa kita bertemu? Hanya itu yg ingin kutanyakan, tp tak terucapkan. Melihat mereka berproses, ada sedih, ada kecewa, tapi ada harapan kalau mau berusaha. Kucoba telisik impian yang tanggal satu demi satu dari mata rekan-rekanku yang berjuang di sini, ah harapan janganlah pupus, masih dua purnama lagi waktu kita, mari berusaha sekuat tenaga, seniat hati ini mengayun langkah. Lihatlah 23 manusia itu, datang entah demi apa, tp selagi masih ada kata-kata untuk disampaikan mari kita teriakkan ke telinga mereka biar masuk sampai ke relung hatinya. Jangan menyerah, mari tinggalkan Nias dengan puas, itu saja inginku. Two fuckin' months to go, together we can do it, let's rock!

Hari ini kami ditempa: panas terik berganti-ganti dengan hujan, angin... mereka bilang badai, kubilang hujan angin --sekedar menghibur diri mengingat perjalanan pulang kami menyeberang laut lagi maka tak mau tahu aku tentang badai, kutulikan telingaku dan hanya hujan berangin lah yang kupercaya ada. Ah perahu nelayan terayun gelombang, aku ingat dia. Pergi-pulang, angin kencang, duduk di ujung depan kapal, berpegang erat pada jangkar karatan yg baru saja diangkat naik, ah indahnya kalau dia memang untukku. Ah!

Sebuah pesan, tersampaikan bersama doa, semoga kecewa takkan menciutkan, semoga luka takkan melemahkan. Memberanikan diri, meneguhkan hati, melempar tanya, menunggu sapaan. Jawaban sederhana tiba, berkelit membelit ngilu. Aku tersenyum pahit. Bernyanyi dalam senandung pujian. Berserah pada rencanaNya. Dan semua akan baik-baik saja.

Mari melupakan, pasrah dan bangkit berlari kembali mengejar matahari (yang entah di mana). Aku teringat secarik kartu bergambar dan untaian kalimat yang masih terselip di sela buku, biarkan saja, selayaknya surat ini tiada akan tersampaikan.
A postcard from heaven will stay in heaven.


Senja terangkum sendu dalam satu simpul senyum.
luv,
-onk-

Wednesday, October 17, 2007

cinta menurut kita, bukan kata mereka: my last letter to you

October 16, 2007 -- Bak Air


Dear Luv,

Howdy?
Bagaimana Lebaran di Jogja tanpa keluarga?

Kok pesan dariku tdk kamu balas sih? Ah mungkin memang bola benang terakhir kita waktu itu. Jika benar begitu, dku tdk lagi bisa mengharapmu menemani malam-malam kesepianku. Tidak ada lagi aku di kelam langit malammu, tidak ada lagi pesanmu utkku tetap menjadi bintang. Baiklah, mungkin kamu bukan lagi Luv-ku dan mungkin surat-surat ini memang tidak akan pernah tersampaikan. Jika demikian, aku akan berhenti menulis ini untukmu.

Aku akan mengenangmu sebagai Luv, meski akan ada Luv yang lain, yg kepadanya akan kutuliskan segala ceritaku. Kepadanya akan kulayangkan rinduku. Kepadanya akan kulambungkan hatiku. Dia yang akan kusebut dalam setiap untaian doa. Mengingatnya dalam tiap tarikan berat-ringan nafas ini. Tiap langkah dan jejak akan menuju padanya. Dia yang belum pernah kuceritakan padamu. Dia adalah matahari ku yang baru, yang kukejar dan kutantang teriknya.

Luv, aku mencintaimu dengan sisa rasa ini, sesuai kesepakatan kita soal definisi "cinta". Baru kamu yg bisa membuatku keluar dari cangkang logika dan membuatku tak tahu jalan kembali. Baru kamu juga yang bisa meredakanku hanya dengan satu kata sapa, even the unutterable one but the way you look at me had calmed me down. But he, if he's truly the one, will leads me back to the way I am, settle me to the world where only logic and me blend with his love. Damn wish he's the one, I'll ask no more.

Terima kasih banyak atas kamu yang begitu baik mau mendengarku bercerita panjang lebar tentang segalanya. Meski kamu bukan lagi Luv, namun jika masih boleh kita menyandingkan lagi asam lemon tea milikmu dan frappucino milikku, keduanya hangat, akan kuceritakan matahari itu yang akan menjadi Luv yg baru untukku melayangkan surat ini. Kapan?

Dalam sepi hujan sore ini, belajar utk tdk terus-terusan kangen kamu.

Ich Liebe Dich!
-onk-

ps:
1. aku belajar kenal cinta dari kamu plus bonus sakit hatiku kala itu
2. aku belajar melepas cinta dari dia yang bagaimanapun membantuku mencintaimu secara berbeda, tepat di saat aku jatuh cinta lagi padamu.
3. dan kini aku jatuh cinta lagi, bukan padamu dan bukan pada dia yg pernah memintaku kembali, tapi pada matahari yang dingin.

Tuesday, October 9, 2007

kok masih kangen?

Bak Air -- October 08, 2007


Dear Luv,
Dear Matahariku,


Apa kabar?
Apakah sepi kalian bertemu sepiku?


Matahariku,
Ketika kangen aku menatapmu,
menantang terikmu.
Ketika sebalku datang, biar hujan mengaburkanmu
Biar saja, biar penuh bak airku.
Hingga aku punya cukup air untuk membasuh rindu.
Supaya tak terlalu sedihlah aku.
Karena kamu tidak peduli.
Diamkanku di sini,
di kala yang berbeda.

Dan biarkan kangen membunuhku pelahan
Kamu kejam, jika demikian.
Meski pedih, jeritan takkan kusampaikan.

... dan aku akan mencarimu Luv, untuk bercerita betapa matahari telah melukai.


kangen banget!
luv,

-onk-

Sunday, October 7, 2007

someday I'll find you, someday you'll find me too...




Bak Air -- October 07, 2007


Dear Luv,
Dear Matahari-ku,


Lonely
The path you have chosen
And restless road, no turning back
One day you will find your light again
Don't you know
Don't let go, be strong

Someday I'll find you
Someday you'll find me too
And when I hold you close
I'll know that is true

Follow you heart
Let your love lead through the darkness
Back to a place you once knew
I believe, I believe, I believe
In you

Follow your dreams
Be yourself, an angel of kindness
There's nothing that you can not do
I believe, I believe, I believe
In you.
--- credit to Il Divo's I Believe in You ---


Sebuah perjalanan selalu ingin kumaknai, seperti 4.5 bulan lalu saat kupikul ranselku kembali ke asalku mencintai jalan ini, meski jauh. Seorang teman memberiku lagu ini, "untukmu yang selalu gelisah", katanya. Dan aku tersenyum, melangkah ke kembali ke nadirku, di titik awal aku mengejar matahari.

...
Mutiara Hitam

Dengan gelisah aku mencoba mengintip ke jendela Merpati yang membawaku ke ufuk timur tempat matahari yang kurindukan terbit untuk merayakan detik penghabisan seperempat abad hidupku di sana. Dari kejauhan mulai tampak daratan berpasir putih dan berbukit-bukit muncul membatasi laut. Jantungku berdegup kencang. There, in the land where the sun rises, I'd like to thanking God for 25 years of my life, the land that I chose to be the start of this journey, where all reasons laid in the sands and within the smiles of its children and the beauty of its girls. I knew, when I looked at the beaches, dry rivers and hills, I've chosen the right dot to start this journey. And it was about the time to return to the beginning.

Aku seperti surat yang dibawa oleh Merpati Pos, di mana tertulis kerinduan dan harapan. Seperti layaknya surat, aku akan mencari yang telah lama tak dijumpai, menemukan hal baru bahwa yang lama telah berubah bahwa yang dulu ada mungkin kini tak ada lagi. Kuhirup napas dalam-dalam, menyesuaikan diri kembali dengan terik matahari, menetapkan tekad bahwa apapun yang kutemui takkan melukaiku.

Sepi... kering... panas, itulah yg kutemui. Tenda-tenda pengungsian masih berserak di beberapa sudut kota, kesedihan pertama untukku. Melangkah kembali di antara mereka yang tak lagi kukenal, mencoba tersenyum pada wajah-wajah keras yang kosong, aku mengeraskan hati. Di setiap jalan dan tikungan aku menangkap bayangku sendiri, 15 tahun lalu saat keceriaan bocahku menyusurinya. Dentang lonceng katedral membawaku kembali ke masa itu, ketika pantai dan lorong kota menjadi taman bermain yang ramah. Melangkah riang di antara patroli pasukan khusus dan bertemu polisi militer berhelm putih yang selalu tegap berdiri menemani setiap perempatan. Menonton kerusuhan dan melihat betapa senjata bisa demikian melukai. Mendengar tangisan dan ratapan kehilangan. Menutup mata terhadap kekejaman manusia atas manusia. Mendoakan yang telah tiada dalam setiap misa yg kuhadiri. Dan menjalani hidup seakan semua itu kejadian dalam role-playing-game di komputer yang biasa kumainkan. Tidak pernah kusangka, akhirnya dalam kembaliku ini, aku mendoakan mereka yang dulu kukenal. Mereka yang juga "kalah" dalam role-playing-game itu. Kesedihan kedua untukku.

"Temanmu sudah meninggal" kata Madre Fatinha pelan. "Bukan karena perang, tapi karena melahirkan". Aku terpaku dan menambah coretan pada daftar sahabat yang ingin kutemui. Akhir yang sama, sebab yg berbeda, karena situasi yang sama. Kemiskinan, keterbatasan, ketidaktahuan, keangkuhan, kemalasan dan entah apa lagi yang dapat kusebut but not freedom, definitely not. Dili-Same-Ainaro-Suai-Liquisa, mutiara-mutiara hitam yang berkilat indah tercecer menghiasi untaian rosario negara ini.

Selangkah demi selangkah, setengah negara kutapaki demi kerinduan yang memuncak. Terpuaskan meski diwarnai kesedihan. Aku memeluk erat setiap kenangan yang muncul kembali. Sehingga kelak jika aku kembali lagi, aku tidak akan susah payah mengejarnya di tanah yang mulai melupakan hadirku. Menyusur sisa semangat itu. Mencari jiwa yang pernah hidup. Masihkah bernafas dalam dunia yang sama? Seperti dulu kala cita tercipta. Menggelitik logika untuk tidak berpaling. Menantang rasa untuk bertualang bersama. Purnama telah pudar, aku masih mencari.

Someday I'll find you
Someday you'll find me too

Kututup usia 25 dengan bersujud di kaki Christo Rey, menceritakan dan mensyukuri setiap detik dan setiap langkah yang telah kuambil, tanpa terkecuali. Someday I'll come again to this land, to re-charge my energy, to remember the root of all the steps, to review all reasons laid in the sands. The journey will be continued.
...


Dan di sinilah aku, 4.5 bulan kemudian, di pulau terpencil yang berjarak entah berapa puluh atau ratus ribu kilometer dari asalku mengejar matahari, sebagai bagian dari rangkaian perjalananku.


Damn wish to have you by my side, enjoying this journey.

luv,
-onk-

Wednesday, October 3, 2007

kangen... (lagi)

Bak Air Tadah Hujan -- October 03, 2007


Dear Luv,
Dear Matahari-ku,


Apa kabar kalian?
Hope this letter finds you fit and fine, as cheerful as the last time I saw you. Change if you pleased, just gimme the right track so I can still find you when I get back.

Luv, kapan kita terakhir kali bertemu? Tiga atau empat bulan yang lalu? I remember still the way you looked at me. Benang kita yang terakhir kah waktu itu? Sehingga tak lagi aku bisa menikmati keheningan bersamamu. Langit malam terlalu pekat untukku sendirian menjadi bintang. Bagilah kembali riang itu untukku, meski sekedar tawa renyah yang jauh dan samar, karena tak lagi manis frappucino dan asam lemon tea hangat kita tersanding, tak ada lagi pahit Dji Sam Soe mu, tak ada lagi keasikan bertebaran dari halaman demi halaman buku yang kita raih dan jajaki, dan tak ada lagi denting gitarmu mengalun membawaku ke suatu petang di aula seribu jendela kita 5 tahun lalu. Lensamu dan lensaku telah memotret imajinasi yang berbeda, aku tahu itu. Aku hanya kangen, masih pantas kan? Kenapa kini kamu jauh, begitu jauh... sehingga jiwaku pun menjerit merindumu. Tidak banyak yang kupinta, hanya tawa renyahmu saja, untukku, sebagai sahabat jiwa gelisah ini, tidak lebih. Dan akan kuceritakan tentang matahariku. Dan ceritakanlah lagi padaku, tentang gadis itu. Bawalah aku terbang menembus awan logika dan ajarkan kembali tentang rasa. Jangan diamkan aku, sendiri dalam kegamangan rasa ini.

Nias begitu panas, sehingga aku semakin mengharap hujan. Demi kesejukan dan demi air yang sungguh kami butuhkan. Aku sudah mulai mengenalnya, setapak demi setapak menyusur lorong-lorongnya, menyapa penghuninya dan menghirup udara kering berdebunya. Bau amis dan asin bercampur dengan asap kendaraan. Tersenyum pada wajah-wajah lugu namun keras, berkutat dengan kehidupan pulau yang kering.

Tadi siang ada undangan dari Bappeda, ada focus group discussion katanya. Aku dengan semangat datang, kuajaklah Srinthil. Sampai di kantor Bappeda ternyata ruang rapatnya dipakai oleh rapat yang lain. Ya daripada bengong menunggu Godot ya pulanglah kami ke kantor. Memang gak jelas. Gak di Jogja, gak di Nias kok sama ya istiadat rapat gak jelas nya?

Matahariku, tetaplah baik seperti sekarang. Sehingga tidak terlalu sepilah hari-hariku. Entah sejak kapan aku mulai terbiasa denganmu. Sinar yang baru, dengan kehangatan yang memanja. Entah sampai kapan aku boleh menikmati kehangatanmu. Damn wish to have you as long as life allows. Dan aku mensyukuri keberadaanmu sangat. Hanya kadang gelisah bertanya, menelisik angan yang kepagian. Menggeliat enggan setiap subuh, menanti fajar merekah. Akankah matahari bersinar untukku hari ini?


Bersama keributan anjing tetangga dan riuh celoteh teman-teman, aku kangen kalian...


luv,
-onk-

Friday, September 28, 2007

my interpretation (part II)

Bak Air Tadah Hujan -- 28 September 2007

Dear Matahari,
Dear Luv,

Apa kabar kalian?

Seminggu sudah aku di pulau ini. Seminggu sudah mandi air tadah hujan dan digigit agas.

Onolimbu Lahomi, sebuah desa di ujung legenda, tempat para tua membuat patung dari batu dan anak-anak menari di bawah bulan purnama. Sungguh mengasyikkan, menyusur setapaknya sambil mengikis harapan akan kamu. Waktu akan menelan impian ini mentah-mentah, jarak akan menyeret keberadaanku semakin jauh dari kamu. Oleh karena itu, biarlah seberkas cahaya mentari yang terbit setiap paginya menyapaku menjadi representasimu.


Nias, aku menyanjung keindahannya. Tapi aku mengutuk keras hati penghuninya. Entah kenapa semua penghuni pulau ini setelannya kenceng semua. Bahkan kami yang baru datang pun ikut-ikutan bernada tinggi, meski hanya untuk percakapan sederhana. Pertengkaran yang tidak perlu muncul sebagai akibat kekecewaan yang tidak tersampaikan. Entah siapa yang benar dan siapa yang salah, semua merasa berhak berteriak dan membentak. Beban tidak terlontar tapi hanya terlempar sesaat untuk jatuh kembali dengan lebih keras. Aku tidak mengerti. Semoga aku tidak terlambat untuk mengerti, sebelum aku ikut menjadi semakin keras.

Teman-teman baru, ada yang menyenangkan ada yang menyebalkan. Semua berada di bawah satu atap. Kami berproses dan bertumbuh, katamu.


Matahari-ku,
bersinarlah dari tempatmu, meski jauh kuraih.
Hanya sebisik kata yang ingin kudengar, masih bolehkah?
Dan akan kusimpan sampai tiga purnama lagi,
ketika tiba saatnya kukembalikan.


merindukanmu setiap kali kulihat Sang Hyang Re terbit setiap paginya.

luv,
-onk-

Monday, September 24, 2007

my interpretation

Bak Air Tadah Hujan -- September 24, 2007


Dear Luv,
Dear Matahari,

The first two weeks turn into ten,
I hold my breath and wonder when it'll happen,
Does it really matter?
If half of what you said is true,
And half of what I didn't do could be different,
Would it make it better?
If we forget the things we know.
Would we have somewhere to go?
The only way is down, I can see that now.
--credit to Mika's My Interpretation--


Apa kabar?
Sudah lama kita tidak bertukar ungkapan, sejak terakhir keheningan malam mengantar kita pada suatu cerita lama. Masihkah belum selesai? Bukankah sudah kita simpulkan dengan bola benang terakhir yang kita miliki. Ketika jiwa masih bertemu lewat senandung angin dan tarian gerimis, dua insomniac yang mencari bintang di kala hujan tetap berbincang mengenai serpihan kehidupan yang lalu. Aku kadang tak mengerti, jika semuanya dapat diulang, akankah kita tetap tersasar di jalan yang sekarang?

Tepat seperti yang terlagukan, semua hanya interpretasiku semata. Sedingin air yang diturunkan hujan, jiwaku pun membeku. Matahari semakin redup, dan apakah kamu tahu bahwa aku mulai merindunya lebih dari aku pernah merindumu?

Luv, mengertikah ia bahwa pulau ini terlalu jauh dari jangkauan senyumnya? Kalau tanah yang kupijak ini terlalu dingin tanpa matahari-ku?

Sudah hampir seminggu aku di Nias, pulau tempat agas menggigit dan semalambua melambai. Sudah hampir seminggu pula aku mandi dengan air tadah hujan dan minum dari produk privatisasi air. Sudah hampir seminggu aku mencoba melangkah dengan mengurangi harapan setiap harinya, setiap detiknya. Dan sudah hampir seminggu pula aku mencoba bertahan dalam logika dan keyakinan.

Dan aku tertawa setiap kali menyadari bahwa aku hidup di atas imajinasi aneh yang tidak kumengerti. Namun biarlah, selama ini membuatku bertahan untuk memaknai hidup. Apa yang kupercaya meskipun absurd, apa yang kuyakini meskipun tidak masuk akal, jika membuatku bahagia lalu kenapa?


Dalam logika absurd yang membuatku tersesat dalam interpretasiku sendiri.
mencintainya seperti ku mencintaimu dulu.

luv,
-onk-

Saturday, September 22, 2007

...you're my wishing well, you're everything...

Soepomo 32 -- September 22, 2007,


Dear Luv,
Dear my sweet-sunset,


...
And in this crazy life
And through these crazy times
It's you
It's you
You make me sing
You're every line
You're every word
You're everything

You're a carousel
You're a wishing well
And you light me up
When you ring my bell
You're a mystery
You're from outer space
You're every minute of my every day
...
--credit to Michael Buble's Everything--


Sungguh menarik, ketika aku berpikir telah kehilangan semuanya ternyata aku mendapatkan lebih banyak. Ketika aku mengira akan terpuruk, ternyata aku melambung semakin tinggi. Meski hanya dalam imajinasiku belaka, meski sekedar impian, jika aku bahagia lalu kenapa?

Matahari, benarkah kamu matahariku?
Sungguhkah kamu benar-benar akan menerangi duniaku?
Hanya kamu,
saat detik dan jarak kita tak bersahabat,
kusertakan dalam tiap tarikan napas ini.



perhaps this is love, perhaps...
luv,

-onk-

Wednesday, September 19, 2007

Day 1: Arrival

Soepomo 32 -- 19 September 2007

Dear Luv,

Dear my sweet-sunset,

Wish time and distance will not separate us this much. I do hope that I won't lose any single moment that connect us. I am afraid of losing you.

Aku tidak pernah mengira bahwa kesedihan dapat berlalu secepat fajar merekah. Aku tidak pernah menyangka dapat beralih ke matahari yang lain sedemikian cepat, atau kekosongan dapat terisi kembali sedemikian nyatanya. Mungkin karena aku memang tidak pernah memiliki. Bagaimana aku bisa kehilangan sesuatu yang sejak awal tidak kumiliki?

Ketika dia menyapaku hangat, satu-satunya hal yang dapat kulakukan adalah menyambut sapaannya. Menikmati kebersamaan sembari mencoba memastikan "click" sound itu memang ada. Is it the sound that I've been looking for? Somehow I wish...damn wish that he's the one.

Mungkin ini hanya rasaku saja. Sepihak yang tidak terbalas. Namun entah kenapa aku tidak peduli, selama aku boleh menikmati ini sebagai suatu anugerah yang kusyukuri sungguh. Dalam kegamangan rasa aneh ini aku mencoba mengukur dan menimbang. Dan aku tidak menemukan jawaban pasti.

Aannywaay, akhirnya aku tiba juga di Nias. Berminggu-minggu mencari justifikasi dan alasan untuk menunda. Well, here I am... amidst the agas and the semalambua. Nias, pulau dengan penduduk miskin dan udara panas. Sungguh tidak sebanding dengan kecantikan pantai dan kulit putih para gadisnya.

Aku masih belum memegang peta yang jelas untuk perjalananku kali ini. Tapi aku akan terus berjalan, meskipun meraba. Mencoba belajar hal baru, membiarkan jiwaku teruji dan otakku tertantang. Satu hal yang aku tahu, ini akan sulit dan penuh masalah. Tapi biarlah, bukankah burung pipit yang kecil saja dikasihi Tuhan?

Dan aku berdoa, demi detik yang telah terlewatkan bersama, demi detik yang lain yang kan kulalui tanpanya, demi entah kapan detiknya dan detikku akan menyatu kembali. Apakah masih mungkin?

Dengan penuh syukur dan harap, meskipun tidak berani meminta lebih dari saat ini. Memohon agar keindahan matahari kali ini menjadi milikku dan bukan sekedar imaginasi aneh yang sesaat mampir.

Luv,

-onk-

Saturday, September 15, 2007

it's over

September 15, 2007 -- my corner,

Dear Luv,
"sahabat dalam keheningan malam, saat kita sungguh tak rela mata terpejam, meski sesaat"


Howdy?
Lagi sibuk ber-training ria ya? hehe...

Dku punya dua berita: satu berita baik dan satu berita buruk. Mau yang mana dulu? Ah pasti yang buruk duluan kan?

My break-up came at last. Yup, am over him. Not only the relationship but him. Jadi mulai empat hari lalu dku secara resmi single, available and fabulous hehe...
And you know what, it's me who planned to talk to him about this, but it is him who spilled the words. Ajaib kan betapa Tuhan menjawab doa-mu, maksudku at least beban utk ngomong bukan di aku hehe... well, mungkin emang harus begini. Sooner better

Another miracle is meskipun sakit dan rasanya pengen mencabik2nya, dku sampai saat ini belom menangis. Hebat kan? well, mungkin nanti. Because I know this moment will come and I have prepared myself since the day I said YES. I was packing and the time to depart is now.

Hidup makin aneh aja, setelah kehilangan tiga partner dku harus kehilangan pacar hehe... well, dku cuma berharap bisa melalui tahun ini dengan baik-baik saja. Jd mungkin pergi ke Nias adalah one of a good escapes, out from this incredible but weird life. Dan semoga, meskipun tidak adil, pekerjaanku di Nias yang berlipat ganda dan somehow impossible tasks itu bisa jd pelarian dari kehilangan orang-orang yang semula sungguh kuharapkan dapat berbagi dunia denganku.

Anehnya dku juga merasa sebagian diriku hilang... rasanya mati rasa aja.

Berita baiknya adalah dku sepenuhnya menyadari kalau aku mengejar matahari yang absurd yang ternyata bukan untuk menerangi duniaku. Jadi aku akan mulai mengejar matahari yang lain, matahari yang memang diciptakan untuk menerangi duniaku. Dunia nyata tempatku hidup dan berproses. Bukan dunia angan-angan tempatku mendamba keajaiban peri yang mencegahku menjadi dewasa. Meskipun sungguh aku tak mau dewasa.

Kamu tidak akan pergi juga kan? Meskipun kamu pernah pergi.


lots of love!

-onk-

Wednesday, August 15, 2007

pindah tempat lagee... (aaarrgh...!)




Ulee Kareng -- August 15, 2007


Dear Luv,
Dear my sweet-sunshine,

Howdy?
Hope this letter meets your appetite for scribble (or simply doodle?)

Am just arrived in Banda Aceh after 7 hours travel by travel (bener kok kita nyebutnya travel) from Lhokseumawe yet dalam kondisi yang lebih utuh ketimbang 4.5 hours travel with Jabrik Saparua last week. Dku dijemput pertama (very early morning utk ukuran Aceh yg mataharinya pun males bangun, jam 6 baru terbit!) dan diantar paling akhir, crap!

Aanywaay, proverb yang mengatakan too much love will kill you sedang berlaku utku, dku lagi males-malesnya dengan yang namanya perjalanan. Kemaren waktu seminggu di Banda rasanya udah betah, I've got the beat. Lalu pindah ke Lhokseumawe, and again after I've got the beat, I've got to move (again). Aduh, capek banget, ransel pun rasanya tambah berat ajah, pdhal isinya sama dengan pertama kali kuangkut dari Jogja. Memang, too much travels will kill you, well, back pain yang jelas. That's why, meskipun dku pengen banget bisa mampir ke Jkt so Ican go crazy together with 2 of my sistas this weekend, tp dku lg in period syndrom so badan pegel banget jd klo masih harus ngangkut heavy ransel dan travel bag crossing Jkt wah tanpa mengurangi kerinduanku pada mereka, kali ini very very sorry klo I'd prefer langsung balik Jogja ajah :)

Bahkan nih ya, saking betahnya di Lhoks, dku sempat olah raga (olah raga yang menyakitkan seluruh tubuh dan berakibat panjang) bareng dengan mudika (you know what, there are 50 mudikas --well, yg aktip cuma less than 15 seeh) dan para suster di satu-satunya chapel di Kab. Aceh Utara, yang secara kasian hanya mendapat kunjungan pastor sebulan sekali, dan kemudian dku mendapat undangan utk ikutan pertemuan mudika dan latian koor setiap selasa malam (info gak penting).

Speaking of gerejawi di Aceh, last week dku udah cerita ke kalian kayaknya (jd gak usah baca ini lagi gpp), tentang tawuran antar 2 gereja protestan di Banda Aceh. Phew! And, yg mendamaikan adalah pastor paroki Banda Aceh, yang tuwir, galak dan originally dari Italy meskipun sudah tak nampak lagi tanda2 kegantengan Italiano-nya karena udah sejak jaman kuda gigit besi ngetem di Aceh, tdk pernah pindah ever since. Gila kali ya, cuma ada dua gereja dan mereka tawuran! for God sake, for what gtu loh?!

Oya, did I ever tell you about how much Yoen loves bakso? well, sebenernya hanya satu warung bakso di Ulee Kareng yang dia sukaaaa banget. Bakso-nya sih biasa aja, maksudku dibandingkan dengan Cak Narto di Gejayan yaa dku milih Cak Narto seh, but still in Banda Aceh you don't have many choices. Jadi ceritanya, Yoen always and always takes me there, daily basis! Teman-teman kasian melihatku setiap malam makan bakso, well, meskipun tetap saja sesampainya di rumah dku take (a) plateful of dinner :p Lagian bakso kan tidak begitu bagus bagi lambung-lambung kami yang penuh masalah ini. Lalu kami menyajikan berbagai fakta tentang bakso dan saos-saos nya itu, tentu saja Yoen tidak percaya. Sampai pada suatu pagi yang cerah, terjadi perbincangan seru antara Yoen, mbak Lia dan Bibi. Ternyata oh ternyata, keponakan si Bibi pernah menderita penyakit sesuatu akibat pola makan yang salah. Waah ternyata Yoen percaya, sejak pagi yang indah itu tidak pernah lagi dia mengajakku atau yang lain makan bakso wkkqkqkq....


I miss you so, the both of you, in a tad bit different way, of course.
Damn wish the two of you were here (well, it definitely will be very awkward), enjoying this travel with me.

Lots of love,

-onk-

Wednesday, August 8, 2007

telor bebek dan lada hitam (?)

Lhokseumawe -- August 08, 2007

Dear Luv,
Dear my Sweet-Sunshine,

Just wanna share you this little conversation I had:
...
Tubuh kami terguncang-guncang dalam double-cabin yang dibawa oleh Domi, sebuah tikungan berlubang dihajar begitu saja olehnya. Tidak sia-sia minum obat anti mabok dua butir tadi. Ouch! Kepalaku menghantam jendela. Sebenernya aku sudah pengen menjitak is jabrik dari Saparua itu. Malam begitu pekat di luar sana, sawah dan bangunan berganti-ganti samar.
"jam berapa keluar dari Banda tadi?" tanyaku
"sembilan apa setengah sepuluh ya?" sahut bu dokter Tin
Dan ini sudah hampir setengah jalan padahal belom dua jam. FYI, jalur dari Banda Aceh ke Lhokseumawe rata-rata ditempuh dalam waktu 6-7 jam, bahkan 8 jam.
"Ah ini kita semua masih bujang kah?" tanya Domi
Nah tuh tahu. "Iya, makanya kasih kesempatan kami menikah dunk"
"Jadi kesempatanmu menikah di tanganku ya?" dari kaca spion is jabrik nyengir.
Armia yg jadi navigator terbahak.
Crap!
Kantuk double-impact menyerangku, karena dua butir obat anti mabok dan secara memang ini jam tidur.
Deretan bingkisan untuk serah-serahan ala Aceh sudah rapi di ruang tamu rumah Agus di Bireun. Besok pagi dia akan menikah. Salute him, 24 and getting married! Dan malam ini Agus tidak bisa tidur.
Kami sedang duduk setelah kekenyangan dijamu makan malam yang... Yah terus terang, the best food I've ever tasted in Aceh secara kali ini adalah ikan bakar dan sambal colo-colo, sedangkan masakan Aceh lainnya bisa dipastikan menggunakan entah apapun namanya yang berbentuk seperti bintang kalau dibelah, berwarna coklat Dan rasanya amit-amit. Aku jadi percaya pada peribahasa yang mengatakan "karena sebutir bumbu rusak sayuran sepanci"... Aannywaay, is Jabrik Saparua itu tiba-tiba tersedak sambil merutuki hp-nya.
"Kenapa Dom?" tanya Dr. Tin
"Ah masak tukang-tukang ini minta dibelikan cd mp3 campursari dan Rhoma Irama. Ini Aceh man, Aceh...!" gerutunya antara jengkel dan geli. Karena dia arsitek sekaligus koordinator dan mandor maka bertanggungjawab pula pada kelangsungan hidup kru pembangun rumah-rumah itu.
Hahahaha... Ternyata hidup is Jabrik lebih menderita dari yang kubayangkan.
"Ah Rhoma Irama itu bagaikan Michael Jackson kalau di kampung mereka sudah" si Domi mengacak jabriknya.
"Oya, tadi waktu talk show di radio pertanyaan yang kuterima lucu-lucu. Padahal topiknya kan tentang menstruasi, masak ada pertanyaan gini: bagi pria, ukuran itu penting ya?" Dr.Tin tertawa geli
"mbak jawab aja, penting gak sih nanya gitu" jawabku asal
"atau mbak jawab aja, ukuran tidak penting, yang penting ketahanan" sambung Jabrik Gila
Aku, Armia Dan Dr. Tin tertawa. Agus menyimak.
"Lalu soal ejakulasi dini segala. Waduh yang terpikir olehku kamu Dom, harusnya kamu ada tadi"
"Ah mbak tidak bilang ke saya, kalau bilang sa kasih jawab ke pendengar resep manjur telor bebek dan lada hitam" Domi mengeluarkan resep rahasia moyangnya di Saparua sana. Teman-teman, catat!
Aku, Armia Dan Dr. Tin tertawa lagi. Agus lebih menyimak.
Sayangnya rumah Agus masih satu jam dari Lhokseumawe, jadi kami harus melanjutkan ke Lhokseumawe untuk menurunkan dr.Tin dan aku, baru kemudian Armia Dan Jabrik Gila kembali ke Bireun, ke rumah Agus. Mereka berdua adalah best men yang bakalan dikutuk oleh Agus jika terlambat karena bangun kesiangan, maka demi Agus mereka rela kembali ke Bireun dan menginap di sana. Dan perjalanan kembali dilanjutkan, rekor 4 jam dari Banda Aceh ke Bireun dipegang oleh Jabrik. Semoga Jabrik tidak mencoba memecahkan rekor dari Bireun ke Lhokseumawe.
...
Yep, am in Lhokseumawe. Kota yang tidak kalah panas dari Banda Aceh. Padahal aku udah bisa menikmati Banda Aceh, yet I've got to move. Dalam rangkaian perjalananku, aku kembali ke kota ini. Kota yang membuatku tertawa terbahak-bahak jika ingat kunjunganku yang terakhir di kota ini hampir setahun yang lalu ketika dengan naif menghindari kejaran polisi syariat.
Aaanywaaay,
I miss both of you so dearly. Thank God that I have you two.
I'll see you when I see you!

Luv,
-onk-

Thursday, August 2, 2007

It's damn hot!

Banda Aceh -- August 02, 2007


Dear Luv,
Dear matahariku,


Laut menepi sudah,
telah sampai aku pada asalku mencintaimu.
Diam pada kala,
menanti suatu tanda.
Tak bisa berhenti,
meletakkan mimpi pada yang tak ada.
Rasa menyiksa,
jiwa tak rela.
Menatap nanar pada yang tercinta.
...


Setelah kedinginan selama 3 hari 4 malam di Medan saat ini dku lagi kepanasan di Banda Aceh. Fuih! Jd gaya muslimah dengan cardigan dan kerudung (ala kadarnya) brukut rungkut hanya berlaku a couple of minutes saja padaku, which is saat keluar dari pengambilan bagasi sampai parkiran mobil dan dari halaman mess sampai masuk ke rumah; saat mengetik email ini segala atribut itu sudah semampir manis di sandaran kursiku wkqkqkq.... Beneran panas! Untung kemaren gak ngikutin saran Aggie (ex-partner yg resign this July and the source of all this misery) utk beli sebuah jilbab instan langsung pakai yg cukup sumuk nampaknya dan very-terribly sumuk pada kenyataannya ketika dipakai. Dan aku nampak sangat aneh dalam benda itu, sejujurnya knapa aku tdk membelinya. Kerudung will be fine but not jilbab, please. Tp aku mengikuti sarannya utk membeli manset lengan sepuluhribuan yang tidak enak dipakai dan tidak ada rencana akan kupakai juga tp baik utk jaga2 siapa tahu butuh secara kaos2ku lengannya cuma basa-basi style alias teramat pendek utk standard norma kebusanaan di Aceh --yang tidak kumengerti sebenarnya mengapa demikian, what was their thinking when releasing such rule, anyway? I simply don't get the point.

Medan dingin, wonder why. Biasanya kota itu puanass dan debu-nya bikin infeksi saluran pernafasan. Have I told you that my partner resigned, yep, dku serah-serahan kerjaan darinya padaku. Phew! Secara resmi dku lah yang akan menggantikannya mengurusi tetek bengek di Medan dan entah di mana lagi aku akan ditempatkan. Which means, more travelling more works less fun and less rest. Yet, the funny thing is the boss mengeluhkan keberadaanku yang puluhan (atau ratusan ya?? mbuh ah) ribu kilometer dari kantor Jogja (baca: her), what was on her mind when signing my Surat Tugas ya?? Belum lagi deadlines dan permintaannya utk beberapa somehow impossible tasks hehe... (Linduts udah biasa kan?). Dengan banyaknya load kerjaan ini, I really don't need her complaining about where I am right now, or just simple say a word to send me home and I'll gladly pack my things and fly to Jogja --that'll be much better. Apa coba kebahagiaanku berada jauh dari rumah, Nero, jagung bakar, sketsasinema, togamas dan matahariku?

...
It's been my 4th day in Banda Aceh, I've got the beat by the way. It's a nice place --if you don't mind with the fuckin'hot weather. Dan secara dku masih harus mengerjakan beberapa hal with my compie, tinggalah aku sendirian di kantor sementara teman-teman menapaki dunia luas di luar sana hiks...

Well, sebenernya gak sedih-sedih amat, pagi ini dapat link ke game tentang disaster risk management --yang katanya community based, pdhal enggak sama sekali wekqkqq... ada aja yg badan-badan internasional itu bilang. The game is actually quite fun --and boring, yah dku masih failed in the mission sih-- tp cukup memberi gambaran bahwa budget tetep harus gede hehe...

Hmm... lagi males kerja, tp kerjaan banyak. Lagi pengen nulis tp gak nyaman juga karena ditunggu kerjaan.. fuih, kerjaan emang biang keladinya.

Aaarrgghh! Kangen... hiks. Kangen kamu, kangen matahariku.


Dalam kerinduan ini, aku memaki terik-mu!
Luv,

-onk-

Friday, July 27, 2007

kangen...

Medan -- July 27, 2007


Dear Luv,

Sedikit kesedihan dan kekecewaan memang senantiasa hadir, bukan begitu? Hidup takkan lengkap tanpa dua hal itu. Ah, semoga ini hanya sedikit bumbu yang memahitkan kebahagiaan dan kelegaan agar sedikit semarak rasanya. Sikapnya yang angkuh dan keras sungguh sulit, ah semoga semua akan baik-baik saja.

Aku kangen kamu, dengan rasa yang berbeda dengan rasa kangenku padanya. Luv, damn wish you were here. Dan kita akan bercerita tentang segalanya, kegundahan dan kegelisahan yang membuat kita sesak. Mari kita bertemu untuk melempar segala beban ini, saling menjerit dan terisak. Sayangnya tempat kita biasa menyandingkan asam lemon-tea hangatmu dengan manis frappucino hangatku juga udah tutup, menunggu kontrak baru katanya. Atau mungkin itu suatu pertanda bahwa sudah saatnya kita benar-benar berpisah? Lagipula aku sudah berpamitan denganmu kan. Dan kudengar sebentar lagi kamu juga akan pergi dari kota kita.

Dia tetap sama, saat ini dialah matahariku yang selalu kukejar, isn't he?
Keras hatinya mengingatkanku padamu, kalian sama dengan cara yang berbeda. Jika kamu keras karena peduli tapi tak ingin menyakiti, sedangkan dia sebaliknya, keras karena sungguh tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana harus menunjukkan rasa peduli. Dengan alasan apapun itu sama menyakitkannya bagiku. Sama seperti kuucapkan padamu, tetaplah kalian keras seperti itu, sehingga pada akhirnya hanya aku yang dapat memahami kalian. Namun, aku juga berharap, suatu saat dia pun dapat memahamiku, seperti akhirnya kamu.

Saat ini, ketika aku merindukan kalian berdua, dengan rasa rindu yang berbeda namun menarikku sama kuatnya, aku hanya berharap kalian pun merinduku.


Luv both of you!

-onk-

Thursday, July 26, 2007

I'll see you when I see you sweetpunk!

July 26, 2007


Dear Luv (and Lust),

Hujan di Medan menyambutku hangat, yep am in Medan. Pekerjaan kembali menunggu hiks... dan aku masih saja meyakinkan diriku bahwa perjalanan ini hanya akan berlangsung selama dua atau well, 3 minggu paling lama lalu aku akan pulang dan bertemu dengannya --yang juga baru kembali ke Jogja-- selama dua minggu sebelum aku kembali ke kota ini atau Meulaboh atau kemanapun pekerjaan membawaku lagi sampai Natal menjelang --well, atau sampai ada event yang memungkinkanku bertemu dengannya lagi.

Mungkin semalam aku sedikit freaked-out dengan kepergianku yang berarti berpisah darinya dan kenyataan bahwa dia cuek. Well, mungkin aku emang panik --ok I admit that. Tp sungguh aku gak menyangka klo dia cuek karena dia lupa, konyol banget kan? Kenyataan bahwa dia juga panik --setelah dia ingat bahwa aku pergi besoknya-- membuatku sedikit lega, at least am not the only one. At least he cares, he really is.

Jadi semalam sebenarnya cukup menyenangkan, maksudku dia bisa bersikap begitu manis. Biasanya kan dia begitu... well, tidak peduli. Paling tidak dia mengucapkan kata-kata yang sungguh ingin kudengar. And of course, the hugs and kisses :)

Jadi dengan lega aku bisa berangkat tadi pagi. Dan dengan membawa harapan bahwa kami masih akan bertemu lagi di entah tgl berapa di bulan Agustus sebelum berpisah dalam waktu lama. Lagipula dia akan sangat sibuk semester ini, kuliahnya sudah mendekati masa ujian akhir, thesis, riset dll yang pasti membuatnya semakin tenggelam dalam keasyikan dunianya. Mungkin aku memang sebaiknya ada --seperti yg sejak lama kami rencanakan tp belum kesampaian karena kami keasyikan dengan hal lain-- tp dengan berjauhan mungkin akan baik juga sehingga masing-masing bisa fokus dengan yang dilakukan.
Dan kami akan belajar, menguji cinta atau apapun ini so we'll know what really binds us.


Dalam asing kota ini, merindukannya sangat!

Luv,
-onk-

Wednesday, July 25, 2007

Happy Ending?

July 25, 2007


Dear my muses: Luv and Lust,

...

This is the way you left me
I'm not pretending
No hope, no love, no glory
No happy ending

This is the way that we love
Like its forever
Then live the rest of our life
But not together

Wake up in the morning
Stumble on my life
Can't get no love without sacrifice
If anything should happen
I guess I wish you well
Mmm a little bit of heaven
But a little bit of hell
...HappyEnding...
credit to Mika.


Hari ini sungguh buruk, seharian aku gak konsen, padahal buanyak kerjaan yang harus kukerjakan sebelum besok pagi berangkat ke Medan. Hiks.. Medan lagi, dan perjalanan kali ini pasti berat --well, sama seperti sebelum-sebelumnya sih, hanya karena kali ini aku lebih berat hati daripada biasanya.

Dan Luv, kenapa dia tidak peduli? Sungguh menyedihkan, di saat aku butuh dukungan dan peluk hangatnya, dia pergi tanpa berkata apapun. Dia pergi begitu saja. Well, aku memang sembunyi tadi, tp bisa saja kan dia bersikap manis dan mengirimiku pesan jika dia terlalu pelit untuk menelepon.

Aku menangis, akhirnya.

Mungkin keputusanku untuk pergi salah dan benar. Dengan pergi kami akan menguji cinta atau apapun ini yang membuat kami bersama. Dengan tidak pergi kami akan belajar saling menjauh dan akhirnya kejenuhan yang akan memisahkan. Sakit itu ada, entah di kala mana dia menanti.

Aku sudah mencintainya, sama seperti aku mencintaimu dulu. Jadi jika dia bersikap seperti ini, maka kamu tahu betul apa yang kurasakan. Sama seperti ketika dulu kamu perlakukanku, sama seperti ketika aku mencoba bertahan tanpamu. Tolong bantu aku sekali lagi melalui ini, meski ini bukan karenamu, tapi semata karena kamu sudah begitu mengenal jiwaku yang rapuh.

Mungkin benar aku memang harus pergi sejenak untuk berpikir tentang semua ini. Sedikit mengambil jarak siapa tahu akan baik.

Maaf jika aku panik dan lari padamu. Maaf jika aku terus menjerit dan melempar segala beban ini padamu. But you are the only one who can calm me down by simply saying: "hey".


Luv,
-onk-

Monday, June 25, 2007

99ers Rock!

June 25, 2007 -- my corner.


Dear my muses: Luv (and Lust),

...
And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?
--credit to ColdPlay--
...


It's a blue day, after a rocking nite. Mungkin karena kebanyakan ketawa tadi malam, hari ini perutku rasanya aneh. Semalam memang menyenangkan, kumpul sama some 99ers yang "masih" gila juga. Ada Dences yang wise and udah mirip om-om (hehe... maap Den), eh udah tunangan bo! Kapan married-nya yakk? Yukss... Lalu ada Siemces yang yaah masih gitu-gitu aja, gak berubah coy masih asoy geboy melambai tambah parah aja tu anak. Btw makasih ya nek, semalam udah jd such a nice tukang ojek wekqkqkq... PakDhe Bau eh Bayu yang masih jorse alias jorok sekaleee... aduh amit-amit deh, yang dioperasi di bagian mana eh yang dicukur bagian apa. Lagian kasian deh, mosok keperjakaan terenggut oleh pain killer siih?! please deh. Sebenernya ceritanya gak lucu-lucu amat, cuman cara dia cerita itu yang bikin perut kram karena kbanyakan ketawa. Ponksye yang telat tp sempet kebagian satu frame hehe... what can I say bout this guy, still a big belly bastard he... Betsye, aduh partnerku yang bandit ini udah mo married next Dec waa... udah siap? wkqkqkq... Cik Yen, hehe... nona ini udah kebelet married tp dimana TO-mu eniwei? sabar ya bu, Tuhan membuat segala sesuatunya indah pada waktunya kok (mm.. at least begitu kata Pengkhotbah). Duo fun fearless female versi kelas E yaitu Vader dan Tiwul, hehe... hola sista! Tentu saja Vader masih sibuk memprovokasi semua orang dan tidak bertanggung jawab atas aksinya, sedangkan Tiwul selalu dan seperti biasanya sibuk memasak di dapur ketika semua orang bercanda dan bersenang-senang di teras rumahnya. Tapi semua itu demi makan malam kami kok he... Lindut, oh she's still the same as always hehe... what can I say bout her but pleaasseeeee finish your study sist!! Mmm.. last but (of course, definitely) not least kamu Luv hehe... kok aku jd deg-deg-an lagi ya... ah Luv, bikin nervous ajah sih.

Ternyata kegilaan semalam dilanjutkan dengan bergosip bersama Ruthless hehe.. sori nek. Ratu gosip sejagat 99 hehe... banyak kabar soal teman-teman. Aduh ada aja yang enggak berubah ya, eh salah, klo buat 99ers sih, ada aja yang berubah ya? hehe... Ruthless mo married bo! eh knapa tanggalnya barengan sama mas Yok seeeh, kami kan jadi marathon besok, aduh gak kebayang deh, dari Boko langsung ke pernikahan selanjutnya. Fiuh!

Matahariku apa kabar?
Dia masih sama, diam dan angkuh. Aku tidak mengerti. Sebenarnya kami pacaran gak sih? soalnya sama aja antara pacaran dan enggak. Hubungan yang "datar" ini semakin membuatku emosi. Meskipun aku udah niat teguh untuk bertahan, meski mempertahankan apa aku juga sudah hilang arah, tapi I just simply don't know how.

But ya, I'll try, as always. Simply because I just love to see him smile at me. Simply because I love to be hugged. Simply because I love to be kissed. Simply because I love to love and be loved--if he truly loves me.


Lost in my own mindset. Love to see you again.

-onk-

Monday, June 18, 2007

mendung hari ini...

June 18, 2007 -- my corner


Dear Luv (and Lust),


Pagi ini mendung, gerimis turun sedikit, membuatku semakin ingin bergelung hangat dalam selimut. Membiarkan sayup senandung pagi meninabobokanku lagi. Tapi hidup memang tidak seindah itu. Aku harus bangun dan bersiap menembus dingin. Menyibak udara pagi yang sendu. Melangkah menuju kesedihan.

Bukan pagi yang menyenangkan? Sebaliknya, aku bersemangat sekali. Dengan terang-terangan aku membiarkan ceriaku melompat keluar. Kusapa matahari dengan riang, sehingga kekalutan dan kebingungan hati yang tidak perlu pelahan akan menghilang. Dia hanya menatapku dalam diam. Biar saja, pikirku.

Matahariku, aku merindukanmu. Tapi bukan berarti aku akan jatuh dalam pesonamu. Aku harus kuat, bertahan meski aku sendiri tak tahu demi apa. Selama aku masih boleh menatapmu, aku akan ada. Meski cerita tentang kita tidak akan abadi, tapi selama kamu mau, aku akan tetap ada.

...UpsideDown...
I want to turn the whole thing upside down
I'll find the things they say just can't be found
I'll share this love I find with everyone
We'll sing and dance to mother nature's songs
I don't want this feeling to go away
... credit to Jack Johnson...

Luv, bagimu mungkin semua ini aneh. Tapi bagiku, semua hal yang tidak masuk akal adalah mungkin jika kita percaya. Bukannya dulu keajaiban telah menyatukan kita? Meskipun kehidupan akhirnya membuktikan bahwa apa yang bertemu akan berpisah, segala yang berawal akan berakhir. Tetapi, selama aku masih boleh bersamanya, apa lagi yang pantas kulakukan selain menikmati kebersamaan ini? Meski masih dalam ego masing-masing.

Sore ini, langit masih mendung. Matahari telah berlalu tanpa kata. Aku bahkan berpaling, so that I did not see him fading out.

mendung buatku semakin rindu kamu.
luv,

-onk-

Monday, June 4, 2007

am home to find ...

June 04, 2007 -- my corner


Dear Luv (and Lust),

Am home at last!

Malam ini begitu sepi, meskipun riuh rendah cerita dan ceria itu menunggu untuk disampaikan. Aku masih diam dalam kelelahan emosiku. Bukan karena perjalanan itu, tapi lebih karena tidak mendapati apa yang kucari. Atau sudahkah kutemukan tapi tidak kusadari?

Entah kapan punya tenaga kembali untuk berbincang, mengeluarkan segala yang beberapa saat dipendam. Dalam kegamangan rasa ini, aku sungguh kesepian. Dalam kerinduan akan sapaan dan obrolan panjang, aku merindukanmu Luv, tempatku biasa mengadu dan berceloteh tentang segalanya, mulai dari harga kerupuk sampai ke perang teluk. Aku masih ingin menguji waktu, belum rela lari kembali padamu, meski aku tahu kamu di sana ada dan akan selalu ada.

Dia, tempatku ingin pergi dan melepaskan segala kegelisahan ini. Dia tempatku ingin istirahat, meletakkan jiwa risau ini. Namun dia juga diam. Menatapku dingin dan menahan rasa itu. Dalam sosok penuh pesonanya aku kalah. Melihatnya menjadi imam bagi yang lain, menyadarkanku bahwa aku bukan bagian hidupnya. Aku hanya salah satu candu.

Kesedihan ini bercampur dengan kelelahan. Menangis tidak akan menyelesaikan persoalan, betapapun pedihnya. Aku belum ingin menyerah. Aku akan bertahan, dengan cara apapun yang kutahu. Dan menguatkan kembali alasan apapun itu yang membuat kami bersama.

ps: hutang tulisan bertambah lagi

Wish I have enough energy to calm this restless soul a bit and write something about somewhere. Would you?


Damn wish you were here!
-onk-

Thursday, May 3, 2007

kembali sarkas

my corner -- May 03, 2007

Dear Luv,

How's life?
I am missing you these days. Gara-garanya kita ngupi bareng di DR seminggu lalu. You were so sweet. And I think I fall in love again with you, just like the first time I saw you so charming couple of years ago, di aula kampus, dengan gitar akustikmu memainkan Tears in Heaven, gosh!

Never thought I'll say this to you, but it indeed hurts when I know that he doesn't know whether he loves me or not. Sama kan kayak yang dulu pernah kamu katakan padaku.

Aku mencintainya, kurasa.
Aku juga mencintaimu, dengan berbeda kurasa.

Entahlah, dalam kegamangan cinta datar ini aku lelah dan kembali sarkas.
Love you both!

-onk-

Tuesday, April 24, 2007

click-sound-love vs lot-like-love

Dear Luv (and lust),

Love is in the air? Hmm... some people just don't want to admit that.
Some people have it automatically and naturally and smoothly (like our friend: the gorgeous StepMom); while some people (hmm... like us?) indeed have to have hard work to have it (too many 'have' redundancy yaa...). Well, either love or beloved or wish to love or have no love or want to have love or whatever love... life is beautiful as ever.

Gini deh, personal sharing: dku aja mau nekat nyoba meskipun dia seorang yang asing yang kukenal dekat less than 3 months; yang agamanya beda; yang playboy dan sungguh sadar kalau punya modal untuk jadi playboy; yang cueknya amit-amit; yang kehadirannya bahkan seringkali tidak kusadari; yang cenderung memanfaatkanku sebagai personal translator utk tugas-tugasnya yang buanyaakk; yang suka mengkritik dan membantah banyak pendapatku tentang dunia dan idealismeku; yang tidak menyukai puisi dan apapun yang berhubungan dengan sastra padahal jelas-jelas separuh jiwaku terpatri pada dunia itu; yang lebih memilih bermalammingguan dengan teman-teman ceweknya daripada denganku; yang bahkan tidak pernah menelponku atau mengirimkan sms jika tidak darurat butuh dku; yang secara implisit menyinggung soal kemungkinan pindah keyakinan; yang bahkan bisa dengan gila memintaku "tidur" dengannya entah demi luv or plainly lust; dan list ini bisa sangat panjang. Ajaibnya kalau ditanya kenapa dku mau mencoba menguji apakah ini truly-click-sound-love atau merely lot-like-love, list nya sangat pendek: 1) aku jatuh cinta padanya --begitu saja, without any reason and I need no reason; dan 2) yang aku tahu aku nyaman bersamanya. That's it.

And for God sake, aku tersesat semakin dalam ke labirin yang kuciptakan sendiri. Aku melacurkan logika demi perasaan nyaman itu. Aku pergi kemana hati membawaku, dan ternyata aku bahagia meskipun aku tahu sakit itu sama dan menunggu entah di kala mana. Jadi jika kamu mau mencoba sensasi itu, silahkan, join the club. Satu saran: kalo berdoa mohon jodoh tolong nyebut agamanya apa ya he... (you know exactly what I mean, don't you?)

Oh Luv, entah kenapa hari ini aku kangen kamu. Oya, please congratz me for my ability to control kerinduanku yang setiap saat menggelitik. Damn tempting to come to him and kiss him.


love the dark chocolate from Happy, thanks sista!
-onk-

Wednesday, April 18, 2007

Nadirku Ada Padamu?

My Corner -- April 18, 2007


Dear Luv (and Lust),

Today dku berhasil membuat kemeja putih Graphis kesayanganku yang baru kupakai dua kali yang kubeli dari keranjang obral "Beli Satu Dapat Dua" kesangkut di kancing pintu kamar mandi dan hasilnya adalah robek di bagian lengan. CRAP!!
Dan hari ini hari memakai rok, so here I am, in my PPL-costume. Dan besok adalah hari untuk mengenakan baju seksi. Waah... definisi seksi kan bebas, bisa apa saja kan? Jd tak perlu mempertontonkan aurat kan?

Sebuah puisi lagi dari Latrina:

Kebekuan Nadir

Malam tak seperti malam lalu
Sesak beku selimuti ari
Di luar menyengat
Memecah dingin sebuah angan

[Hei, penggali kubur!]
Dangkal saja kau gali kuburnya
Agar bila sadar gelap ini
Hujan mampu menetesi
Biar cair beku otaknya

Menggerayang malam (esok)

-- credit to Latrina --

dan membuatku berpikir, sedangkah aku di nadirku?

jika dengannya aku beku
jika tanpanya aku hilang
iakah nadirku?

Aku sedang enggak semangat bekerja dan memang kalau mau jujur sharing dan penguatan spiritualitas seperti yang diusulkan mas Bay perlu adanya. Tempo hari yang kukatakan itu jujur, meski tidak adil bagi lembaga karena aku memang belum melakukan dan belum mencoba memperjuangkannya. Rasa frustasi dan jenuh ini apakah hanya keluh kesah ku semata? Entahlah, kadang saking lelahnya aku ingin berhenti, tapi jika aku berhenti apa yang akan kulakukan untuk penuhi credo-ku?

dalam keresahan atas jalan ini, akankah kita sepaham?

merindukannya!
-onk-

Tuesday, April 3, 2007

Torehan Hari (by Latrina)

my corner -- April 03, 2007


Dear luv,

Ada sebuah puisi lagi dari Latrina yang layak disimak:

Torehan Hari

Maaf saja kalau jari jemari ini
menganggumu,
mengusik tidurmu,
memutar otakmu,
menggelitik liarmu,
memupus harapmu,
Hanya cengkeram jemariku (akan)
Mengendur beriring gemulai molek tubuhmu

--credit to Latrina--


untuk puisi yang kemaren dku bisa menjawabnya langsung, tapi kali ini, jiwaku serasa beku, tak mampu menarikan indah kata-kata. Mungkin karena rapat panjang soal SDM barusan.

Dua sahabat kembali ke Jogja. Hari-hari akan kembali ramai, meriah seperti pasar malam yang baru saja usai. Tidak kusangka, kami sudah bersahabat sekian tahun. Sungguh menyenangkan.

Ah... aku masih saja berpikir. Dan entahlah, kini semuanya semakin datar dalam cinta kami yang tiada berujung.


kecewa dengan telur dadar malam ini!
luv,

-onk-

Monday, April 2, 2007

hate tonight meeting so much...!

my corner -- April 02, 2007


Dear Luv,

Aaarrgh...!!
Sekalinya dia ngajak jalan, nonton pula... eh ada rapat dadakan... uughh... sebel banget deh!

(eniwei...) apa kabar?

Hari ini rasanya bosaaaan sekali aku kerja, enggak banyak yg kulakukan hari ini kecuali beberapa surat dan emails, that's all... see how stagnant my mind today. Well ya, sore-nya quite fun, terutama karena teman-teman ikutan seru, especially Wulces (lots of nuwuns for accompanying my insanity. we are lunatic freaks yang merindukan masa kecil kita yang salah didik haha...). Tadi maen panjat pohon, panjat pagar dan ngagetin Itces he... maap yakk. Kegilaan sore diakhiri dengan perang galon melawan pak Otces yang dengan telak kumenangkan. Kegilaan sore tadi juga harus kutebus dengan mandi sore segar beraroma n*#o family cool, seger...seger..seger... [ps: for the sake of gatal-gatal di sekujur tubuh, I bought new soap and towel]

Nah nih bagian nyebelinnya, dku menulis ini sambil menatap jarum jam yang 5 menit lagi bergeser ke angka 3 yang artinya jam 19.15 menit yang juga mengandung makna film Nagabonar Jadi 2 bakalan mulai di studio 4-nya 21Cineplex di Am-Plaz hiks... Dan sialnya, belum ada tanda-tanda rapat celaka itu bakalan berakhir segera. Aaaarrrgghh...!!!

Tau gini kan tadi ikutan Bonchay, Wulces dkk makan-makan di Lempuyangces secara Bonchay ultah gitu.

Don't you dare to laugh. I know that you are now laughing, aren't you?


Dalam kebencian yang mendalam pada rapat sial itu, luv both of you, who leads me through the dream and who has me staying in a big warm hug...

-onk-

Tuesday, March 27, 2007

pahit marlboro merahmu dirindukan sangat

My Corner -- March 27, 2007


Dear Luv,

Apa kabarmu?
Kamu sungguh terlihat pantas dalam balutan kemeja batik itu. Caramu menatapku pun masih sama, penuh dukungan sayang yang tak pernah terkata-katakan. Dan tetaplah menjadi bintang di langit, hanya itu yang pernah kau sampaikan. Dalam malam-malam kesepianmu, lihatlah ke angkasa dan carilah aku di sana. Kita adalah dua insomniac yang mencari keabadian malam dan kehadiran bintang kala hujan.

Sebaliknya, dia adalah makhluk siang, matahariku. Meskipun aku belum bisa percaya penuh padanya, tapi aku sedang belajar. Sehingga tiap kali fajar datang, aku bisa tersenyum untuknya. Meletakkan separuh jiwa ini pada belai sinarnya.

Tidak kuingkari, seringkali aku terpaku pada waktu. Ingin membunuh lalu, supaya abadi keberadaan kami. Sampai kapan? Aku tidak berani bertanya lagi. Ketika senyum itu pudar dan mata itu menatap nanar. Kebingungan. Aku kembali kepada ketakutan akan kehilangannya. Yang kami tahu hanyalah, sampai tidak ada lagi sayang. Dan semoga sayang akan selalu ada, seperti ketika pertama ia tercipta. Entah kapan. Kami tidak ingat kapan saling jatuh cinta.

...
untuk rengkuhan hangat itu:
Sampai kapan kita akan berpeluk hangat?
Hawa bertanya gelisah.
Apa mau diakhiri?
Dalam manis ciuman,
bergelung dalam batasan yang entah kenapa terasa sesak, kala itu.
Sampai tidak lagi...
Adam merengkuh dengan penuh.


merindukan pahit Marlboro merah di bibirnya.

luv,
-onk-

Saturday, March 24, 2007

aku ingin menjadi penghabisanmu

my corner -- March 24, 2007


Dear Luv,


Mengapa kau letakkan panggilku
di penutup?
Aku ingin menjadi pengantar.
-- Mustahil.
Kisah lalumu mesti indah,
biar robek.
Warnai sepi ramai-mu,
biar usang.
Bukan masalah, bukan memohon
Tapi, bahagia...tak lekang.
aku ingin jadi penghabisanmu.

--credit to latrina--


dan aku di sini
menanti sembari memainkan sendu nada itu
jika bersamanya sungguh nyaman,
dalam bisik malamku
biarlah ia menjadi perhentian terakhirku.


Apa kabar?
Dua buah puisi yang indah bukan. Yang pertama kiriman dari Latrina, sedangkan yang kedua hanyalah sepercik dari anganku. You are now smiling your broken smile, aren't you?
Entah kenapa aku dulu mencintaimu yang tidak pernah sekalipun mengagumi bait demi bait yang terserak dari alam pikirku. Meskipun tetap, kamu adalah inspirasi yang mewarnai imajinasiku.

Dia pun sama, hanya tersenyum tak mengerti. Kebersamaan yang absurd. Kami saling melacurkan logika. Aku sungguh berharap agar semua ini benar nyata, bukan sekedar euforia sesaat seperti katamu beberapa waktu lalu. Ketika bersamanya sungguh nyaman, apa lagi yang pantas kupinta. Dalam keheningan malamku, semoga dia adalah perhentian terakhir-ku.

untukmu yang selalu merengkuhku:
...
Dan cintailah aku meski jiwamu terikat,
meski jiwaku pun tak bebas
kita akan beradu semakin kuat
tanpa harus meniadakan belenggu.

Dalam kerinduan aku mencintaimu lebih.


Luv,
-onk-

Monday, March 19, 2007

asam lemon tea vs manis frappucino, keduanya hangat

March 19, 2007


Dear Luv,

How's life?
dan bagaimana perjalananmu? Kabari aku jika kamu telah kembali. Kita akan kembali tertawa bersama, bersama asam lemon tea hangat-mu dan manisnya frappucino-ku, serta sebatang rokok terakhirmu yg tlah membumbungkan harapku. Maaf jika pertemuan terakhir kita membuatmu kesal dengan keluh kesahku. Benar katamu, aku memang sedang panik dalam kedangkalan pikirku sendiri. Terima kasih karena menunjukkan bagaimana caranya berenang keluar. Saat ini aku sedang mencoba.

Bersikap dewasa dan lapang hati ternyata sulit. Semakin keras aku mencoba semakin sakit rasanya. Aku memang tidak pernah mau menjadi dewasa. Dan ternyata dia yang membuka hatiku pun tak lebih dewasa daripada kita dulu. Dan aku ingin berteriak melemparkan semua yang kurasakan. Menjerit meluapkan segala emosi. Bukan padanya yang sungguh sedang kucintai saat ini. Bukan pada hangatnya rengkuhan itu. Bukan pula pada pahit diciumnya.

Menjaga ternyata jauh lebih sulit ketimbang mendapatkan. Aku kembali tersesat dalam labirin kesesakan dan kecemasan ini. Ketakutan demi ketakutan menyergap, membuatku terhimpit sesak dan tak bisa bernapas. Maaf jika aku masih mengulangi kesalahan kita dulu. Meskipun aku pun sedang mencoba berenang keluar dari kolam kedangkalan pikirku ini.

Tapi aku pun sedang mencoba menikmati ini sebagai bagian dari perjalanan jiwaku yang selalu gelisah. Perhentian kali ini kusyukuri dengan sungguh tanpa penyesalan. Dan aku semakin mencintai kehadiran jiwa terikat itu. Semuanya indah, dalam keheningan malam. Semuanya menyakitkan dalam eratnya keyakinan. Dua jiwa beradu, saling mengikat semakin kuat. Dalam bisik malamku, semoga ini perhentian terakhirku. Ketika bersamanya sungguh nyaman, apa lagi yang pantas kuminta?

Dalam kerinduan peluknya, aku mencoba menemukan kenikmatan renyah tawa bersamanya.
Asam lemon tea dan manis frappucino, keduanya hangat. Di antara kenikmatan dunia baca kita bercengkerama dan tertawa. Semoga suatu saat dia dapat menikmatinya, aku akan sungguh bahagia jika demikian. Mungkin secangkir kopi pahit dan sebatang rokok?


Aku merindukan semua dari dirinya dengan penuh, sebagaimana dulu aku selalu merindumu.
luv,

-onk-

Thursday, March 15, 2007

bitter sweet dark chocolate




March 15, 2007


Dear Luv,

Menahan kemarahan sungguh bukan hal yang bisa kulakukan dengan baik. Ya, aku sedang marah. Aku jengkel dan aku muak. Dan kamu tahu betul apa yang biasanya kulakukan bila aku sedang menahan kemarahan yang tidak mampu kulepaskan.

Aku marah pada jiwa yang terpenjara oleh sesuatu yang bahkan tercipta sejak jiwa itu dilahirkan. Aku lebih marah pada jiwa yang tidak mau membebaskan diri. Dan aku marah pada kepura-puraan yang semakin menjerat.

Aku marah karena tidak bisa mempercayainya. Aku muak pada senyum innocent nya. Dan aku lebih marah pada diriku sendiri karena merindukan pelukannya. Kamu tahu betul betapa aku suka dipeluk. Tenggelam dalam kehangatan yang membuatku menggigil.

...

Far away
This ship is taking me far away
Far away from the memories
Of the people who care if I live or die

Hold you in my arms
I just wanted to hold
You in my arms
--credit to muse--

Dalam kemarahan pada jiwa yang terikat, aku menangis mengutuk kerinduan.

love the dark chocolate even more,
-onk-

Tuesday, March 13, 2007

trusting you?

March 13, 2007


Dear Luv,

How's life?
Hope your life is not as blue as mine.

Seringkali kita tidak tahu apa yang kita inginkan, sehingga waktu kita dapatkan rasanya malah berat. Dan aku sepertinya selalu tersesat di labirin yang sama. Merindukannya dalam setiap nafasku tapi tak sanggup menahan pekat aromanya yang merasuk. Pahit!

Aku sudah di Jogja, back to another swamp-shit. Kembali dalam keremangan sadarku. Jogja adalah di mana aku tidak bisa melihat hadirku dengan jernih.

Aku belum bisa percaya padanya, Luv. Entah kenapa, mungkin karena semua masih terlalu cepat, mungkin karena dia seorang yang asing, mungkin karena aku takut terluka lagi, dan mungkin karena dia terlalu mirip denganmu. Dan celakanya, aku semakin mencintainya tanpa berpijak pada kenyataan yang semakin menyakitkan. Sama seperti dulu aku pernah mencintaimu.

Kesedihan yang sama, ketersesatan, ketakutan, kebingungan dan kecemasan yang sama. Dan aku semakin gelisah. Ternyata benar, meski aku masih mencari tawamu, aku lebih menggigil dalam kehangatan peluknya.

Dia yang sering merengkuhku, apa namanya?


lost in my state of mind,
-onk-

Saturday, March 10, 2007

akankah aku menggigil dalam pelukannya?

March 09, 2007


Dear Luv,

Sejuta topan badai...! makimu, menirukan tokoh legendaris dalam serial Tintin kala aku menceritakan tentangnya. Kamu tertawa, aku suka dan aku juga tergelak. Membuat semuanya mudah, ringan tanpa rikuh.

Maaf, katamu. Maaf karena dulu banyak kesalahan kita buat. Jangan ulangi lagi, pesanmu. Aku usahakan, jawabku ragu karena aku masih sering tersesat di jalan yang sama.

Terima kasih, kataku untuk semua yang pernah kita alami. Semuanya indah. Dan kini bantu aku melewati babak baruku bersamanya. Meskipun kamu juga tetap menjadi yang tercinta, tempatku lari dan mencari tawa.

Dalam kerinduan akan tawamu, akankah aku menggigil dalam pelukannya?

luv,

-onk-

Monday, March 5, 2007

my fuckin' little world -- part two

March 04, 2007

Dear Luv,

Yup I'm still in Tangerang, masih berkutat dengan kaum miskin kota yang menyedihkan. Menyaksikan mereka terhimpit beton dan aspal bukanlah pemandangan yang menyenangkan. Aku mual.

Namun celakanya aku menjadi salah satu penikmat hutan beton dan segala isinya itu, membutakan mata sejenak demi kenikmatan hedonisme sesaat. Gila, aku rasa aku semakin gila di sini.

Kali masih hitam, warnanya semeyakinkan aromanya. Mereka mengisapnya, masuk ke paru-paru demi memompa jantung, agar bisa bertahan hidup.

Luv, I think I'm in more than just a crush. Celakanya, apa yg kutakutkan terjadi. He has the same thing in his mind as in mine. Jd resmilah aku masuk ke lobang yang sama, ouch.. it's hurt.
Lucunya, kali ini benar-benar seorang yang asing. Fiuh! so fuckin' nekat ya. But I have to do this, logikaku membenarkan. Aku harus belajar dan terus belajar mencintai orang lain selain kamu. Kita sudah sepakat untuk tidak stagnant bukan? Jadi senang rasanya mengetahui bahwa aku jatuh cinta lagi.

Can't wait to share you this awesome feeling. And please be happy for me Luv!

Luv ya both,

-onk-

Friday, March 2, 2007

my fuckin' little world

March 01, 2007

Dear Luv,

Dku masih terjebak di panasnya kota Tangerang, tiap hari turut serta menyumbang kemacetan tol Jakarta - Tangerang.

Dari satu lorong ke lorong lain, menyelinap di antara padatnya Jakarta. Menyaksikan kesenjangan sosial yang mencolok mata. Pedih!

Kali yang menghitam karena limbah pabrik, tersendat, macet, stagnan, meluap. Lupakan saja kenangan memancing ikan di bening airnya 10 tahun silam. Melihat kondisinya sekarang siapa yg bakalan percaya cerita lalu itu. Sungai yang lain tidak lebih baik, meluapkan air coklatnya di sana-sini. Menghanyutkan hampir semua kecuali penyakit.

Aku sedih dan kangen, Luv.
Kangen rumah, kangen kamu, kangen dia yang kini menemaniku bernapas dalam kesesakan duniaku. Yup, mulai hari ini dia resmi menemaniku melangkah, lucu ya.. akhirnya aku kembali menapaki rasa yang sama.

Apakah aku bahagia?
Tentu saja Luv, siapa sih yg enggak seneng kalau ada yang bisa dijadikan tempat bersandar? Doakan ya Luv.

Dalam kesesakan duniaku yang semakin asing.

wish I can share you this feeling.

-onk-