Wednesday, October 17, 2007

cinta menurut kita, bukan kata mereka: my last letter to you

October 16, 2007 -- Bak Air


Dear Luv,

Howdy?
Bagaimana Lebaran di Jogja tanpa keluarga?

Kok pesan dariku tdk kamu balas sih? Ah mungkin memang bola benang terakhir kita waktu itu. Jika benar begitu, dku tdk lagi bisa mengharapmu menemani malam-malam kesepianku. Tidak ada lagi aku di kelam langit malammu, tidak ada lagi pesanmu utkku tetap menjadi bintang. Baiklah, mungkin kamu bukan lagi Luv-ku dan mungkin surat-surat ini memang tidak akan pernah tersampaikan. Jika demikian, aku akan berhenti menulis ini untukmu.

Aku akan mengenangmu sebagai Luv, meski akan ada Luv yang lain, yg kepadanya akan kutuliskan segala ceritaku. Kepadanya akan kulayangkan rinduku. Kepadanya akan kulambungkan hatiku. Dia yang akan kusebut dalam setiap untaian doa. Mengingatnya dalam tiap tarikan berat-ringan nafas ini. Tiap langkah dan jejak akan menuju padanya. Dia yang belum pernah kuceritakan padamu. Dia adalah matahari ku yang baru, yang kukejar dan kutantang teriknya.

Luv, aku mencintaimu dengan sisa rasa ini, sesuai kesepakatan kita soal definisi "cinta". Baru kamu yg bisa membuatku keluar dari cangkang logika dan membuatku tak tahu jalan kembali. Baru kamu juga yang bisa meredakanku hanya dengan satu kata sapa, even the unutterable one but the way you look at me had calmed me down. But he, if he's truly the one, will leads me back to the way I am, settle me to the world where only logic and me blend with his love. Damn wish he's the one, I'll ask no more.

Terima kasih banyak atas kamu yang begitu baik mau mendengarku bercerita panjang lebar tentang segalanya. Meski kamu bukan lagi Luv, namun jika masih boleh kita menyandingkan lagi asam lemon tea milikmu dan frappucino milikku, keduanya hangat, akan kuceritakan matahari itu yang akan menjadi Luv yg baru untukku melayangkan surat ini. Kapan?

Dalam sepi hujan sore ini, belajar utk tdk terus-terusan kangen kamu.

Ich Liebe Dich!
-onk-

ps:
1. aku belajar kenal cinta dari kamu plus bonus sakit hatiku kala itu
2. aku belajar melepas cinta dari dia yang bagaimanapun membantuku mencintaimu secara berbeda, tepat di saat aku jatuh cinta lagi padamu.
3. dan kini aku jatuh cinta lagi, bukan padamu dan bukan pada dia yg pernah memintaku kembali, tapi pada matahari yang dingin.

No comments:

Post a Comment