Monday, March 19, 2007

asam lemon tea vs manis frappucino, keduanya hangat

March 19, 2007


Dear Luv,

How's life?
dan bagaimana perjalananmu? Kabari aku jika kamu telah kembali. Kita akan kembali tertawa bersama, bersama asam lemon tea hangat-mu dan manisnya frappucino-ku, serta sebatang rokok terakhirmu yg tlah membumbungkan harapku. Maaf jika pertemuan terakhir kita membuatmu kesal dengan keluh kesahku. Benar katamu, aku memang sedang panik dalam kedangkalan pikirku sendiri. Terima kasih karena menunjukkan bagaimana caranya berenang keluar. Saat ini aku sedang mencoba.

Bersikap dewasa dan lapang hati ternyata sulit. Semakin keras aku mencoba semakin sakit rasanya. Aku memang tidak pernah mau menjadi dewasa. Dan ternyata dia yang membuka hatiku pun tak lebih dewasa daripada kita dulu. Dan aku ingin berteriak melemparkan semua yang kurasakan. Menjerit meluapkan segala emosi. Bukan padanya yang sungguh sedang kucintai saat ini. Bukan pada hangatnya rengkuhan itu. Bukan pula pada pahit diciumnya.

Menjaga ternyata jauh lebih sulit ketimbang mendapatkan. Aku kembali tersesat dalam labirin kesesakan dan kecemasan ini. Ketakutan demi ketakutan menyergap, membuatku terhimpit sesak dan tak bisa bernapas. Maaf jika aku masih mengulangi kesalahan kita dulu. Meskipun aku pun sedang mencoba berenang keluar dari kolam kedangkalan pikirku ini.

Tapi aku pun sedang mencoba menikmati ini sebagai bagian dari perjalanan jiwaku yang selalu gelisah. Perhentian kali ini kusyukuri dengan sungguh tanpa penyesalan. Dan aku semakin mencintai kehadiran jiwa terikat itu. Semuanya indah, dalam keheningan malam. Semuanya menyakitkan dalam eratnya keyakinan. Dua jiwa beradu, saling mengikat semakin kuat. Dalam bisik malamku, semoga ini perhentian terakhirku. Ketika bersamanya sungguh nyaman, apa lagi yang pantas kuminta?

Dalam kerinduan peluknya, aku mencoba menemukan kenikmatan renyah tawa bersamanya.
Asam lemon tea dan manis frappucino, keduanya hangat. Di antara kenikmatan dunia baca kita bercengkerama dan tertawa. Semoga suatu saat dia dapat menikmatinya, aku akan sungguh bahagia jika demikian. Mungkin secangkir kopi pahit dan sebatang rokok?


Aku merindukan semua dari dirinya dengan penuh, sebagaimana dulu aku selalu merindumu.
luv,

-onk-

No comments:

Post a Comment