Monday, January 31, 2011

candi plaosan


Dear Luv,

Di suatu sore yang hangat, dalam perjalanan pulang dari kantor, timbul sebuah ide untuk menuliskan hal-hal menyenangkan yang kulihat dalam perjalanan menuju ke kantor dan menuju pulang ke rumah. Lumayanlah, karena perjalananku cukup panjang, sepertinya bakalan ada hal-hal menarik untuk diceritakan. Ahay, karena ini adalah sebuah nirwana kecil, ya karena nirwana dunia itu niscaya.

Yet, suatu pagi yang cerah, I saw a dead cat on road, sepertinya korban tabrak lari, mungkin tak lama sebelum aku lewat. Ada yang bilang itu pertanda buruk, semoga saja tidak. Since this will only discuss about joyful things, aku tidak akan mengulas mengenai kematian tragis si kucing belang itu, semoga ia beristirahat dengan tenang. Di pagi yang lain aku melihat kecelakaan lalu lintas, and sadly, ada korban yang meninggal. It was tragic. Again, tidak akan diulas juga di sini. Kemudian, masih di pagi yang sama, selepas Delanggu, kembali aku menyaksikan kecelakaan, sepertinya tidak ada korban, hanya kaca 2 buah truk yang hancur. Hmm... hal tragis.

Eniwei, another morning has broken, another road must taken. Seperti biasa, aku kembali memulai perjalanan. It was a foggy dawn when I started my day. Tidak ada kucing mati atau kecelakaan lalu lintas. Karena suasana berkabut yang menyenangkan, aku sengaja lewat di depan Candi Plaosan, and you know what? Candi Plaosan menyembul di antara kabut, mengambang seakan tidak menyentuh tanah. Saking tertegunnya aku berhenti namun hanya sebentar, tak kuasa menahan aura mistis yang keluar. Sempat merinding sebentar, lalu kuputuskan segera melanjutkan perjalanan. Aah.. sayang, aku tak berani memotret keindahan magis itu. Sebuah niat terbersit, lain kali harus kuabadikan dalam sebuah foto, untuk kalian.

Perjalanan dilanjutkan, kabut pelahan menghilang, entah karena matahari membakarnya atau modernitas kota menelannya. Yang pasti, sore harinya, kala aku berusaha menangkap bayangan Candi Plaosan lagi, hujan deras mencegahku, terpaksa aku mempercepat laju motorku kembali pulang. Mungkin di hari lain aku sempat merekam keindahan Candi Plaosan.


luv,
-onk-

red berry vs purple red



Dear Luv,


Suatu malam di televisi ada film dalam negeri yang cukup menarik settingnya, sebuah rumah petak di pinggir rel kereta di Jakarta, yang anehnya interiornya didesain bak apartemen. cukup apik. Judul filmnya sedikit gak nyambung sama ceritanya, well, ceritanya sendiri juga rada membingungkan, makanya aku browsed di jaringan maya, ternyata review yang kubaca juga gak gtu bagus. disebutkan di salah satu blog film bahwa "xxx adalah film kedua dari 'film-film warna' yyy setelah zzz yang hanya menambah daftar film buruk Indonesia." Oh well.


Eniwei, regardless its bad review, rambut si pemeran utama wanita inspired me. She dyed her hair red. Yes, it's red. Bukan maroon atau brown, tapi red. Iya, red seperti red berry. Dengan inspirasi tersebut, kemarin I decided to dye mine red, bukan red berry tapi purple red. I have not enough guts to have red berry hair haha...




cheers,
-onk-