Wednesday, August 15, 2007

pindah tempat lagee... (aaarrgh...!)




Ulee Kareng -- August 15, 2007


Dear Luv,
Dear my sweet-sunshine,

Howdy?
Hope this letter meets your appetite for scribble (or simply doodle?)

Am just arrived in Banda Aceh after 7 hours travel by travel (bener kok kita nyebutnya travel) from Lhokseumawe yet dalam kondisi yang lebih utuh ketimbang 4.5 hours travel with Jabrik Saparua last week. Dku dijemput pertama (very early morning utk ukuran Aceh yg mataharinya pun males bangun, jam 6 baru terbit!) dan diantar paling akhir, crap!

Aanywaay, proverb yang mengatakan too much love will kill you sedang berlaku utku, dku lagi males-malesnya dengan yang namanya perjalanan. Kemaren waktu seminggu di Banda rasanya udah betah, I've got the beat. Lalu pindah ke Lhokseumawe, and again after I've got the beat, I've got to move (again). Aduh, capek banget, ransel pun rasanya tambah berat ajah, pdhal isinya sama dengan pertama kali kuangkut dari Jogja. Memang, too much travels will kill you, well, back pain yang jelas. That's why, meskipun dku pengen banget bisa mampir ke Jkt so Ican go crazy together with 2 of my sistas this weekend, tp dku lg in period syndrom so badan pegel banget jd klo masih harus ngangkut heavy ransel dan travel bag crossing Jkt wah tanpa mengurangi kerinduanku pada mereka, kali ini very very sorry klo I'd prefer langsung balik Jogja ajah :)

Bahkan nih ya, saking betahnya di Lhoks, dku sempat olah raga (olah raga yang menyakitkan seluruh tubuh dan berakibat panjang) bareng dengan mudika (you know what, there are 50 mudikas --well, yg aktip cuma less than 15 seeh) dan para suster di satu-satunya chapel di Kab. Aceh Utara, yang secara kasian hanya mendapat kunjungan pastor sebulan sekali, dan kemudian dku mendapat undangan utk ikutan pertemuan mudika dan latian koor setiap selasa malam (info gak penting).

Speaking of gerejawi di Aceh, last week dku udah cerita ke kalian kayaknya (jd gak usah baca ini lagi gpp), tentang tawuran antar 2 gereja protestan di Banda Aceh. Phew! And, yg mendamaikan adalah pastor paroki Banda Aceh, yang tuwir, galak dan originally dari Italy meskipun sudah tak nampak lagi tanda2 kegantengan Italiano-nya karena udah sejak jaman kuda gigit besi ngetem di Aceh, tdk pernah pindah ever since. Gila kali ya, cuma ada dua gereja dan mereka tawuran! for God sake, for what gtu loh?!

Oya, did I ever tell you about how much Yoen loves bakso? well, sebenernya hanya satu warung bakso di Ulee Kareng yang dia sukaaaa banget. Bakso-nya sih biasa aja, maksudku dibandingkan dengan Cak Narto di Gejayan yaa dku milih Cak Narto seh, but still in Banda Aceh you don't have many choices. Jadi ceritanya, Yoen always and always takes me there, daily basis! Teman-teman kasian melihatku setiap malam makan bakso, well, meskipun tetap saja sesampainya di rumah dku take (a) plateful of dinner :p Lagian bakso kan tidak begitu bagus bagi lambung-lambung kami yang penuh masalah ini. Lalu kami menyajikan berbagai fakta tentang bakso dan saos-saos nya itu, tentu saja Yoen tidak percaya. Sampai pada suatu pagi yang cerah, terjadi perbincangan seru antara Yoen, mbak Lia dan Bibi. Ternyata oh ternyata, keponakan si Bibi pernah menderita penyakit sesuatu akibat pola makan yang salah. Waah ternyata Yoen percaya, sejak pagi yang indah itu tidak pernah lagi dia mengajakku atau yang lain makan bakso wkkqkqkq....


I miss you so, the both of you, in a tad bit different way, of course.
Damn wish the two of you were here (well, it definitely will be very awkward), enjoying this travel with me.

Lots of love,

-onk-

Wednesday, August 8, 2007

telor bebek dan lada hitam (?)

Lhokseumawe -- August 08, 2007

Dear Luv,
Dear my Sweet-Sunshine,

Just wanna share you this little conversation I had:
...
Tubuh kami terguncang-guncang dalam double-cabin yang dibawa oleh Domi, sebuah tikungan berlubang dihajar begitu saja olehnya. Tidak sia-sia minum obat anti mabok dua butir tadi. Ouch! Kepalaku menghantam jendela. Sebenernya aku sudah pengen menjitak is jabrik dari Saparua itu. Malam begitu pekat di luar sana, sawah dan bangunan berganti-ganti samar.
"jam berapa keluar dari Banda tadi?" tanyaku
"sembilan apa setengah sepuluh ya?" sahut bu dokter Tin
Dan ini sudah hampir setengah jalan padahal belom dua jam. FYI, jalur dari Banda Aceh ke Lhokseumawe rata-rata ditempuh dalam waktu 6-7 jam, bahkan 8 jam.
"Ah ini kita semua masih bujang kah?" tanya Domi
Nah tuh tahu. "Iya, makanya kasih kesempatan kami menikah dunk"
"Jadi kesempatanmu menikah di tanganku ya?" dari kaca spion is jabrik nyengir.
Armia yg jadi navigator terbahak.
Crap!
Kantuk double-impact menyerangku, karena dua butir obat anti mabok dan secara memang ini jam tidur.
Deretan bingkisan untuk serah-serahan ala Aceh sudah rapi di ruang tamu rumah Agus di Bireun. Besok pagi dia akan menikah. Salute him, 24 and getting married! Dan malam ini Agus tidak bisa tidur.
Kami sedang duduk setelah kekenyangan dijamu makan malam yang... Yah terus terang, the best food I've ever tasted in Aceh secara kali ini adalah ikan bakar dan sambal colo-colo, sedangkan masakan Aceh lainnya bisa dipastikan menggunakan entah apapun namanya yang berbentuk seperti bintang kalau dibelah, berwarna coklat Dan rasanya amit-amit. Aku jadi percaya pada peribahasa yang mengatakan "karena sebutir bumbu rusak sayuran sepanci"... Aannywaay, is Jabrik Saparua itu tiba-tiba tersedak sambil merutuki hp-nya.
"Kenapa Dom?" tanya Dr. Tin
"Ah masak tukang-tukang ini minta dibelikan cd mp3 campursari dan Rhoma Irama. Ini Aceh man, Aceh...!" gerutunya antara jengkel dan geli. Karena dia arsitek sekaligus koordinator dan mandor maka bertanggungjawab pula pada kelangsungan hidup kru pembangun rumah-rumah itu.
Hahahaha... Ternyata hidup is Jabrik lebih menderita dari yang kubayangkan.
"Ah Rhoma Irama itu bagaikan Michael Jackson kalau di kampung mereka sudah" si Domi mengacak jabriknya.
"Oya, tadi waktu talk show di radio pertanyaan yang kuterima lucu-lucu. Padahal topiknya kan tentang menstruasi, masak ada pertanyaan gini: bagi pria, ukuran itu penting ya?" Dr.Tin tertawa geli
"mbak jawab aja, penting gak sih nanya gitu" jawabku asal
"atau mbak jawab aja, ukuran tidak penting, yang penting ketahanan" sambung Jabrik Gila
Aku, Armia Dan Dr. Tin tertawa. Agus menyimak.
"Lalu soal ejakulasi dini segala. Waduh yang terpikir olehku kamu Dom, harusnya kamu ada tadi"
"Ah mbak tidak bilang ke saya, kalau bilang sa kasih jawab ke pendengar resep manjur telor bebek dan lada hitam" Domi mengeluarkan resep rahasia moyangnya di Saparua sana. Teman-teman, catat!
Aku, Armia Dan Dr. Tin tertawa lagi. Agus lebih menyimak.
Sayangnya rumah Agus masih satu jam dari Lhokseumawe, jadi kami harus melanjutkan ke Lhokseumawe untuk menurunkan dr.Tin dan aku, baru kemudian Armia Dan Jabrik Gila kembali ke Bireun, ke rumah Agus. Mereka berdua adalah best men yang bakalan dikutuk oleh Agus jika terlambat karena bangun kesiangan, maka demi Agus mereka rela kembali ke Bireun dan menginap di sana. Dan perjalanan kembali dilanjutkan, rekor 4 jam dari Banda Aceh ke Bireun dipegang oleh Jabrik. Semoga Jabrik tidak mencoba memecahkan rekor dari Bireun ke Lhokseumawe.
...
Yep, am in Lhokseumawe. Kota yang tidak kalah panas dari Banda Aceh. Padahal aku udah bisa menikmati Banda Aceh, yet I've got to move. Dalam rangkaian perjalananku, aku kembali ke kota ini. Kota yang membuatku tertawa terbahak-bahak jika ingat kunjunganku yang terakhir di kota ini hampir setahun yang lalu ketika dengan naif menghindari kejaran polisi syariat.
Aaanywaaay,
I miss both of you so dearly. Thank God that I have you two.
I'll see you when I see you!

Luv,
-onk-

Thursday, August 2, 2007

It's damn hot!

Banda Aceh -- August 02, 2007


Dear Luv,
Dear matahariku,


Laut menepi sudah,
telah sampai aku pada asalku mencintaimu.
Diam pada kala,
menanti suatu tanda.
Tak bisa berhenti,
meletakkan mimpi pada yang tak ada.
Rasa menyiksa,
jiwa tak rela.
Menatap nanar pada yang tercinta.
...


Setelah kedinginan selama 3 hari 4 malam di Medan saat ini dku lagi kepanasan di Banda Aceh. Fuih! Jd gaya muslimah dengan cardigan dan kerudung (ala kadarnya) brukut rungkut hanya berlaku a couple of minutes saja padaku, which is saat keluar dari pengambilan bagasi sampai parkiran mobil dan dari halaman mess sampai masuk ke rumah; saat mengetik email ini segala atribut itu sudah semampir manis di sandaran kursiku wkqkqkq.... Beneran panas! Untung kemaren gak ngikutin saran Aggie (ex-partner yg resign this July and the source of all this misery) utk beli sebuah jilbab instan langsung pakai yg cukup sumuk nampaknya dan very-terribly sumuk pada kenyataannya ketika dipakai. Dan aku nampak sangat aneh dalam benda itu, sejujurnya knapa aku tdk membelinya. Kerudung will be fine but not jilbab, please. Tp aku mengikuti sarannya utk membeli manset lengan sepuluhribuan yang tidak enak dipakai dan tidak ada rencana akan kupakai juga tp baik utk jaga2 siapa tahu butuh secara kaos2ku lengannya cuma basa-basi style alias teramat pendek utk standard norma kebusanaan di Aceh --yang tidak kumengerti sebenarnya mengapa demikian, what was their thinking when releasing such rule, anyway? I simply don't get the point.

Medan dingin, wonder why. Biasanya kota itu puanass dan debu-nya bikin infeksi saluran pernafasan. Have I told you that my partner resigned, yep, dku serah-serahan kerjaan darinya padaku. Phew! Secara resmi dku lah yang akan menggantikannya mengurusi tetek bengek di Medan dan entah di mana lagi aku akan ditempatkan. Which means, more travelling more works less fun and less rest. Yet, the funny thing is the boss mengeluhkan keberadaanku yang puluhan (atau ratusan ya?? mbuh ah) ribu kilometer dari kantor Jogja (baca: her), what was on her mind when signing my Surat Tugas ya?? Belum lagi deadlines dan permintaannya utk beberapa somehow impossible tasks hehe... (Linduts udah biasa kan?). Dengan banyaknya load kerjaan ini, I really don't need her complaining about where I am right now, or just simple say a word to send me home and I'll gladly pack my things and fly to Jogja --that'll be much better. Apa coba kebahagiaanku berada jauh dari rumah, Nero, jagung bakar, sketsasinema, togamas dan matahariku?

...
It's been my 4th day in Banda Aceh, I've got the beat by the way. It's a nice place --if you don't mind with the fuckin'hot weather. Dan secara dku masih harus mengerjakan beberapa hal with my compie, tinggalah aku sendirian di kantor sementara teman-teman menapaki dunia luas di luar sana hiks...

Well, sebenernya gak sedih-sedih amat, pagi ini dapat link ke game tentang disaster risk management --yang katanya community based, pdhal enggak sama sekali wekqkqq... ada aja yg badan-badan internasional itu bilang. The game is actually quite fun --and boring, yah dku masih failed in the mission sih-- tp cukup memberi gambaran bahwa budget tetep harus gede hehe...

Hmm... lagi males kerja, tp kerjaan banyak. Lagi pengen nulis tp gak nyaman juga karena ditunggu kerjaan.. fuih, kerjaan emang biang keladinya.

Aaarrgghh! Kangen... hiks. Kangen kamu, kangen matahariku.


Dalam kerinduan ini, aku memaki terik-mu!
Luv,

-onk-