Monday, September 24, 2007

my interpretation

Bak Air Tadah Hujan -- September 24, 2007


Dear Luv,
Dear Matahari,

The first two weeks turn into ten,
I hold my breath and wonder when it'll happen,
Does it really matter?
If half of what you said is true,
And half of what I didn't do could be different,
Would it make it better?
If we forget the things we know.
Would we have somewhere to go?
The only way is down, I can see that now.
--credit to Mika's My Interpretation--


Apa kabar?
Sudah lama kita tidak bertukar ungkapan, sejak terakhir keheningan malam mengantar kita pada suatu cerita lama. Masihkah belum selesai? Bukankah sudah kita simpulkan dengan bola benang terakhir yang kita miliki. Ketika jiwa masih bertemu lewat senandung angin dan tarian gerimis, dua insomniac yang mencari bintang di kala hujan tetap berbincang mengenai serpihan kehidupan yang lalu. Aku kadang tak mengerti, jika semuanya dapat diulang, akankah kita tetap tersasar di jalan yang sekarang?

Tepat seperti yang terlagukan, semua hanya interpretasiku semata. Sedingin air yang diturunkan hujan, jiwaku pun membeku. Matahari semakin redup, dan apakah kamu tahu bahwa aku mulai merindunya lebih dari aku pernah merindumu?

Luv, mengertikah ia bahwa pulau ini terlalu jauh dari jangkauan senyumnya? Kalau tanah yang kupijak ini terlalu dingin tanpa matahari-ku?

Sudah hampir seminggu aku di Nias, pulau tempat agas menggigit dan semalambua melambai. Sudah hampir seminggu pula aku mandi dengan air tadah hujan dan minum dari produk privatisasi air. Sudah hampir seminggu aku mencoba melangkah dengan mengurangi harapan setiap harinya, setiap detiknya. Dan sudah hampir seminggu pula aku mencoba bertahan dalam logika dan keyakinan.

Dan aku tertawa setiap kali menyadari bahwa aku hidup di atas imajinasi aneh yang tidak kumengerti. Namun biarlah, selama ini membuatku bertahan untuk memaknai hidup. Apa yang kupercaya meskipun absurd, apa yang kuyakini meskipun tidak masuk akal, jika membuatku bahagia lalu kenapa?


Dalam logika absurd yang membuatku tersesat dalam interpretasiku sendiri.
mencintainya seperti ku mencintaimu dulu.

luv,
-onk-

No comments:

Post a Comment