Dear Luv,
I am back in Nias. Kalau biasanya disambut terik mentari, kali ini hawa dingin yang menyapa. Dan seperti yang sudah-sudah, hari pertama kedua ketiga --dan semoga hanya itu-- adalah hari yang berat karena dku homesick. Miss my home, my family, my nero and my sunshine. Well, I miss you too.
Aaah...! Kangen dia yang akhir-akhir ini mencoba bersikap manis yang anehnya malah membuatku merasa dia jauh. Dia mencoba bersikap wajar dan terbatas. Yup, I hate this situation. I want my real sunshine back. Dia yang bisa dengan spontan membuatku ingin melompat ke pelukannya. Dia yang mencetuskan ide gila seketika lalu meralatnya kembali after the second thought without any guilty feeling. He, who sees a baby will solve our problem. Tp bukan dia yang pengen married dengan 3 wanita dan tinggal satu kamar itu. Bukan pula dia yang mencetuskan ide utk pergi ke Mesir. Ah, ini pasti gara-gara nonton film AAC. Uugh...!
But you know what, kali ini religion matters. Perhaps because it's about the time. Sedangkan kita dulu kan enggak. Kita terlalu sibuk jatuh cinta jadi gak sempet membahas yang lain-lain. Kami jadi ikutan jengah tiap kali ada hal yang membuat dunia --it's really weird, for me-- bergesekkan soal keagamaan. Percaya gak percaya ya, misalnya nih ada kasus film Fitna yang heboh itu, bisa-bisanya coba dia jd bete sama aku dan hubungan kami. Apa salahku coba?! Gara-gara AAC itu tadi, bisa-bisanya jd pengen istri 3 dan pergi ke Mesir. Aaaaarrghhh...!
Oya, little update from the friend of us who were crying last week. I visited her and she's alrite. She's fine. Thank God she's fine.
Dan dku juga udah mencoba ikut tes masuk kuliah. Hmm... tinggal tunggu pengumuman. Kata Hepi sih, orang pinter kalah sama orang beruntung. Semoga dku punya cukup keberuntungan kali ini. Dan biarkan aku pergi kemana hati membawaku.
Hmm... Nias. Ijinkan aku menikmati pulau ini 3 bulan lagi. Melawan homesick yang menggelitik nakal. Aku akan melangkah lagi, dengan segala keceriaan yang tersisa, dengan semangat untuk pergi... mencari matahariku. Nias adalah tempatku belajar menahan kerinduan atas pahit diciumnya.
luv,
-onk-
Tuesday, April 8, 2008
kamu, matahariku dan nias
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment