Dear Luv,
Sebuah tulisan dari masa lalu menggelitikku pagi ini, di sela-sela jam kerja aku mencuri waktu sedikit untuk menulis ini. Aku membaca ulang tulisanku dengan judul yg sama, Am I Lucky or Simply Deserve it?
At that time, I was lucky... very lucky to be there and I deserve(d) it. I did, I do. Now, those privilege --yang kuusahakan dan (sempat) berhasil kuwujudkan-- apakah harus kurelakan? Apakah aku sudah kehilangan my luck and my deservedness?
Ada sebuah 'sistem' --yang kurasa tidak bisa kusalahkan-- yang memisahkan antara manusia dengan luck & deservedness -nya. Ada juga yang namanya 'pilihan' yang kemudian berhubungan dengan yang namanya 'prioritas'. Lalu ada juga yang bernama 'kebahagiaan'. Keluarga beranak banyak itu kemudian bersepupu dengan yang bernama 'kepuasan'.
Kembali pada persoalan utama yang dibahas di judul ini, ketika bertanya kembali, lagi dan lagi: apa yang membuatku bahagia? ada banyak yang bisa kutuliskan, tapi ketika ditanyakan lagi: apa yang membuatku puas? hanya satu. Lalu apakah kepuasan harus mengalahkan kebahagiaan? atau sebaliknya? aku belum bisa menjawabnya. Karena sungguh itu dua hal yang berbeda, bukan saling menghalangi but simply they have very different path.
Mungkin jika aku masih memiliki my luck dan deservedness keduanya akan bertautan dan sejalan. Harapanku akan kulambungkan setinggi-tingginya. Mungkin nabastala yang luas menyimpan dua hal penting yang pernah kumiliki itu dan mau mengembalikannya padaku.
...berharap pada nabastala...
luv,
-onk-
No comments:
Post a Comment